"Tidak ada manusia yang tidak ada dosa. Saya juga manusia yang penuh dosa. Tuhan tidak membeda-bedakan hambanya. Kalian adalah saudara saya. Saudara sesama manusia. Dan mungkin saudara seiman saya," kata Ridwan mulai menatap ramah ke anak jalanan.
Mendengar apa yang dikatakan Ridwan, anak jalanan pun membuang sisa minuman keras yang ada di botol plastik. Sambil menundukkan wajah, anak jalanan itu mengutarakan isi hati dan perasaan.
"Selama ini tidak ada orang yang mau memanusiakan orang kayak saya. Kami ini dianggap sebagai sampah. Kami dianggap sebagai orang malas dan jauh dari agama. Kami dicap sebagai pemabuk dan kerap buat onar. Hal-hal baik yang pernah kami lakukan tidak pernah dilihat," kata anak jalanan sambil menunduk.
"Manusia itu tempatnya dosa dan salah. Makanya banyak orang yang banyak beranggapan salah terhadap orang lain. Tapi tak perlu banyak dipikirkan. Tuhan itu maha tahu. Tuhan pasti tahu dengan kebaikan yang sahabat-sahabat lakukan," kata Ridwan dengan senyuman.
"Lantas kenapa kamu tadi mencium tangan kami. Bukankah mencium tangan diperuntukkan untuk orang tua dan guru?" Tanya anak jalanan.
"Benar. Mencium tangan orang tua dan guru adalah tanda hormat dan patuh seseorang. Dan saya mencium tangan kalian sebagai tanda hormat kepada seorang guru," jawab Ridwan yang membuat anak jalanan terbelalak.
"Guru. Guru apa? Banyak di antara kami yang putus sekolah bahkan tidak sekolah. Kami juga tidak paham tentang agama. Apa yang jadi alasan kamu sehingga menganggap kami sebagai guru?" Tanya anak jalanan.
"Banyak hal yang saya dapat dan saya pelajari dari sahabat-sahabat ini," kata Ridwan terpotong oleh pertanyaan anak jalanan.
"Apa yang kamu dapat dan pelajari dari kami?" Kata anak jalanan memotong Ridwan.
"Sahabat-sahabat adalah orang-orang hebat. Bisa hidup mendiri jauh dari orang tua. Bisa bertahan hidup di mana pun sahabat-sahabat berada. Sementara saya bisa apa? Makan dan minum saja minta sama orang tua. Jangankan tidur di jalanan, kena air hujan saja saya masuk angin dan sakit," kata Ridwan yang membuat anak-anak jalanan tercengang dan diam.
"Tapi.....," Sahut anak jalanan yang terpotong oleh Ridwan.