Mohon tunggu...
JUMANTO A L
JUMANTO A L Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

MY NAME IS JUMANTO ..

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Memutus Mata Rantai Tradisi Kenaikan Harga Saat Ramadhan

22 Juli 2014   19:30 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:34 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kenaikan harga pada saat Bulan Ramadhan merupakan tradisi umum pada pasar bahan-bahan pokok diindonesia. Kenaikan harga yang terjadi tidaklah main-main, sebuah tren lonjakan harga pada beberapa komoditi pokok (daging sapi, daging ayam, jenis telur, sayur mayur, cabai, bawangbmerah, bawang putih , dan tomat, serta beberapa komoditi lainnya ) melambung sangat tinggi. Hal ini dikhawatirkan akan memicu timbulnya inflasi.

[caption id="attachment_349164" align="aligncenter" width="394" caption="sumber: www.antaranews.com"][/caption]

Kelompok bahan pokok yang sering menagalami kenaikan saat ramadhan

Otoritas moneter Bank Indonesia memantau angka inflasi pada bulan juli akan menjadi sangat tinggi, setlah pada bulan juni sempat mengalami penurunan ke level 6,7% setelah sempat naik pada level 7,4%. Hal ini disebabkan oleh adanya acces supplay pada beberapa komoditi dasar serta kebijakan Bank Indonesi pada sektor kebijakan penetapan BI RATE.

Perubahan inflasi indikator umum sampai dengan juni 2014

[caption id="attachment_349165" align="aligncenter" width="300" caption="Sumber: Bank Indonesia, www.bi.go.id"]

14060205931640428656
14060205931640428656
[/caption]

Perkembangan Inflasi IHK Bulan Ramadhan dan Idul Fitri

[caption id="attachment_349166" align="aligncenter" width="380" caption="Sumber: Bank Indonesia, www.bi.go.id"]

14060206511905929588
14060206511905929588
[/caption]

Menurut data pada Bank Indonesia, penyumbang utama inflasi selama Ramadhan dan Idul Fitri berasal dari kota-kota di Kawasan Jawa. Namun demikian, kota di Kawasan Sumatera dan Kawasan Timur Indonesia cenderung memiliki tingkat inflasi yang lebih tinggi dibandingkan kota di Kawasan Jawa.



Peyebab Bergolaknya Kestabilan HargaSaat Ramadhan

Beberapa hal mendasar yang sering menjadi penyebab dari bergolaknya kestabilan hargasaat ramadhan dikarenakan perilaku konsumsi masyarakat yang cenderung yang berlebihan pada setiap bulan ramadhan tiba. Sehingganya akan mendorong tingginya permintaan uang dan bahan-bahan kebutuhan pokok dasar. Secara teori jika jumlah uang yang beredar dimasyarakat mengalami peningkatan akan mendorong timbulnya kenaikan harga, karena kemampuan seseorang untuk membeli juga bertambah.

Dari segi kebutuhan bahan pokok, jika permintaan barang lebih desar dari pada penawarannya maka akan mendoorng naiknnya tingkat harga. Faktor lainya adalah etika buruk yang berkembang pada setiap pemasok bahan-bahan pokok yaitu, kesengajaan untuk menunda penjualan bahan pokok tersebut dan menunggu harga melonjak tinggi untuk menjualnya.

Pentingnya Kestabilan Harga

Kestabilan harga merupakan cikal bakal bagi tumbuh kembangnnya suatu ekonomi yang berkesinambungan yang pada akhirnya memberikan manfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pentingnya pengendalian harga didasarkan pada pertimbangan bahwa harga yang tinggi dan tidak stabil memberikan dampak negatif kepada kondisi sosial ekonomi masyarakat. Menurut otoritas Bank Indonesia , ada beberapa hal penting yang perlu diingat akan pentingnya kestabilan harga dan bahaya dari kenaikan harga yang tinggi diantaranya :


  • Hargayang tinggi akan menyebabkan pendapatan riil masyarakat akan terus turun sehingga standar hidup dari masyarakat turun dan akhirnya menjadikan semua orang, terutama orang miskin, bertambah miskin.

  • Hargayang tidak stabil akan menciptakan ketidakpastian (uncertainty) bagi pelaku ekonomi dalam mengambil keputusan. Pengalaman empiris menunjukkan bahwa inflasi yang tidak stabil akan menyulitkan keputusan masyarakat dalam melakukan konsumsi, investasi, dan produksi, yang pada akhirnya akan menurunkan pertumbuhan ekonomi.

  • Tingkat hargadomestik yang lebih tinggi dibanding dengan tingkat harga di negara tetangga menjadikan tingkat bunga domestik riil menjadi tidak kompetitif sehingga dapat memberikan tekanan pada nilai rupiah.

Hal Yang Harus Dilakukan Untuk Memutus Mata Rantai Tradisi Kenaikan HargaSaat Lebaran

1.Respon Kebijakan Otoritas

Secara kebijakan Bank Indonesia sebagai Otoritas Moneter telah mengeluarkan beberapa paket kebijakan sebagai respon dari isu kenaikan harga disaat Ramadhan yaitu diantaranya:


  • BI memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 7,50%dalam rangka mengarahkan inflasi menuju ke sasaran 4,5±1% pada 2014 dan 4±1% pada 2015, serta menurunkan defisit transaksi berjalan ke tingkat yang lebih sehat.

  • Terkait pengendalian inflasi, Bank Indonesia bersama Pemerintah(TPI dan Pokjanas TPID) terus memperkuat koordinasi termasuk dengan Pemerintah Daerah (TPID) untuk mengantisipasi tekanan inflasi menjelang perayaan hari besar keagamaan Ramadhan-idulfitri, dan memitigasi risiko inflasi semester II-2014.

  • Menteri Dalam Negeri telah mengirimkan Surat Edaran yang ditujukan kepada seluruh Kepala Daerah untuk melakukan langkah-langkah yang diperlukan demi menjaga stabilitas harga pangan menjelang Ramadhan dan Idul Fitri 2014

  • Upaya koordinasi pengendalian inflasi juga dilakukan di berbagai daerah, bahkan koordinasi tersebut dilakukan lintas daerah seperti Rapat koordinasi wilayah (Rakorwil TPID) provinsi DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat bulan Juni ini.

  • Pemantauan langsung ke lapangan untuk memastikan ketersediaan stok pangan, baik milik pemerintah maupun pelaku usaha (distributor).

  • Pemberian subsidi biaya distribusi beberapa komoditi (beras, gula pasir, minyak goreng, dan terigu) untuk didistribusikan ke seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur.

  • Melakukan kerja sama dengan produsen maupun distributor utama untuk menyelenggarakan kegiatan pasar murah.

  • Memprioritaskan bahan makanan dalam proses bongkar muat di pelabuhan, maupun penggunaan jalur transportasi darat.

2.Masyarakat Sebagai Pelaku Ekonomi

Perilaku konsumen merupakan proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa,hal mendasar yang sering menjadi penyebab dari bergolaknya kestabilan harga saat ramadhan dikarenakan perilaku konsumsi masyarakat yang cenderung yang berlebihan pada setiap bulan ramadhan tiba. Sehingganya, perilaku konsumsi masyarakat yang sedemikian tinggi serya gaya hidup yang berlebihan agar hendaknya diubah untuk menstabilkan harga yang berasal dari lonjakan permitaan.

Sehingganya masyarakat jangan mudah terpengaruh keinginan sesaat, berhitunglah sebelum membeli, apakah barang yang akan kita beli itu termasuk kebutuhan atau keinginan dan apakan bermanfaat untuk kita. Selain itu kurangi pembelian barang yang kurang perlu untuk mengurangi pengeluaran dan mencegah kita menjadi konsumen yang konsumtif.

Hal lain yang perlu diperhatikan dalam masyarakat adalah sosialisasi berkenaan dengan kemungkinan adanya atau tidak adanya lonjakan harga yang tinggi. Karena masyarakat mudah termakan isu tentang adanya kesiapan stok terbatas sehingga menyebabkan panic buying. Akibatnya harga melambung tinggi dan menyebabkan inflasi.

3.Respon Pemerintah Sebagai Agen Perekonomian.

Menjelang Idul Fitri, harga kebutuhan sembilan bahan pokok (sembako) terus naik. Kenaikan sejumlah kebutuhan pokok terjadi akibat permintaan masyarakat meningkat, sedangkan pasokan tidak mencukupi. Akibatnya barang tidak sebanding dengan permintaan, mengingat bulan Ramadan kebutuhan barang, terutama sembako sangat tinggi. Apalagi dua minggu memasuki bulan puasa, permintaan barang terus naik.

Kebijakan harga dasar merupakan alternativ yang dapat digunakan pada saat ditemukan kapasitas produksi di pasar terlalu sedikit sehingga kuantitas barang beredar di pasar lebih rendah dari permintaan pasar, hal ini dikarenakan terlalu rendah nya harga jual yang ada di pasar, sehingga selisih harga produksi dengan harga jual pasar terlalu kecil. Hal ini menyebabkan produsen takut untuk memperbanyak kapasitas produksi dikarenakan harga jual yang rendah dan supplier cenderung menyimpan barang mereka menunggu harga pasar pulih kembali. Oleh karena itu dalam situasi seperti ini pemerintah biasanya harus menetapkan harga dasar. Harga dasar yang ditetapkan akan berada di atas harga equilibrium pasar. Konsumen akan diberatkan pada naiknya harga suatu produk yang dikenakan harga dasar tersebut sehingga mereka harus membayar lebih mahal. Sebaliknya, dari sisi produsen atau pun supplier, mereka akan mendapatkan jaminan atas harga yang lebih tinggi dari sebelumnya, sehingga ada keamanan untuk meningkatkan kapasitas produksi.

Selanjutnya Proses 4 K ( ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, dan komunikasi ) yang merupakan cikala bakal penentu kestabilan harga saat Ramadhan harus menjadi salah satu hal yang perlu di utamakan oleh setiap kepala daerah demi menjamin stabilitas harga baik melalui kerjasama antar daerah melalaui TPID, keberpihakan pada masayarakat (petani dan nelayan), perekayasaan teknologi tepat guna untuk mensiasati perubahan cuaca, serta hal-hal lain yang berkaitan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun