Mohon tunggu...
Pulo Siregar
Pulo Siregar Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Advokasi Nasabah

Pegiat Advokasi Nasabah melalui wadah Lembaga Bantuan Mediasi Nasabah (LBMN). Pernah bekerja di Bank selama kurang lebih 15 tahun. Penulis buku BEBASKAN UTANGMU. Melayani Konsultasi/Advokasi Nasabah. WA: 081139000996 Email: lembagabantuanmediasi@gmail.com Website: www.medianasabah.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Bertani dari Hati [1]

22 Januari 2023   12:10 Diperbarui: 21 Agustus 2023   08:30 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selain volume, konsistensi juga memegang peranan penting. Atau mengkin lebih tepatnya kesinambungan produski. Bahwa dengan adanya konsistensi, maka niscaya akan bisa mendapatkan semua harga pasar yang ada, baik itu harga tertinggi maupun harga terendah, sehingga jatuhnya adalah harga rata-rata untuk setiap tahunnya.

Katakanlah misalnya Kentang. Cost rata-rata untuk kentang mulai dari bibit hingga panen  paling rata-rata 3.000 sampai 4.000 rupiah per kilo. Sementara harga kentang dipasaran paling rendahnya rata-rata 5.000. Normalnya 6.000 sampai 9.000. 

Jadi kalau harga titik terendah sekalipun yaitu harga yang 5.000 marginnya masih ada antara 1.000 sampai 2.000 per kilo. Sehingga kalau volume atau hasil produksinya besar, misalnya 10 ton atau 20 ton, tentu marginnya juga masih relatif besar. Tinggal dikalikan saja antara volume dengan margin yang tadi. Kalau harga tinggi tentu marginnya akan lebih lebar lagi.

Demikian juga misalnya dengan Cabe. Cost rata-rata Cabe paling hanya antara 6.000 sampai 8.000 per kilo. Sementara kalau rata-rata harga dipasaran dengan durasi panen 20 kali per setiap musim tanam biasanya berkisar antara 15.000 sampai 20.000 per kilo. Bahkan lebih. Tak perlu memasukkan angka yang sering juga mencapai angka  spektakuler yaitu 75.000 -- 100.000 rupiah per kilo yang juga sering terjadi.  

Cukup hanya yang 15.000 sampai yang 20.000 saja.  Dari  salah satu  Grafik harga cabe  yang  bisa dilihat di https://www.corpstanilintong.com/2023/01/rekap-grafik-harga-cabai-merah-keriting.html  bisa  dilihat rata-rata harga cabai dalam kurun waktu 6 bulan terakhir berkisar 40 ribuan.

Kalau berdasarkan harga rata-rata dari link grafik di atas, apabila dikurangi cost rata-rata cabe yang 8.000 (ambil yang maksimal) maka akan menghasilkan margin sebesar 32.000,-  Dengan margin  sebesar itu tentu sudah pasti akan sangat "mengenyangkan". Tinggal mengupayakan volume produksi. Kalau volume produksinya besar tentu marginnya akan besar pula, sebagaimana yang sudah dibahas tadi. 

Kalau dengan volume (hasil produksinya) bisa mencapai 10 ton selama kurun waktu tersebut misalnya, dengan margin yang 34.000, hasilnya sudah 320.000 juta.  Apalagi kalau dewi fortuna sedang mendekat?  Pas hasil panen sedang puncak-puncaknya  dapat harga yang 50.000 ke atas misalnya? Tinggal dihitung saja marginnya berapa. Untuk beli mobil sekelas Fortuner  tidak akan menjadi sesuatu yang mustahil.  
 

***

Dan,  entah bagaimana ceritanya, mungkin juga karena tak  kuat menahan sedih berlama-lama karena tidak bisa lagi membantu tadi, atau mungkin  lebih kepada "RASA PENASARAN" yang sangat mendalam, yang semakin lama dipendam semakin membuncah dalam hati, secara tiba-tiba  muncul ide supaya terjun langsung saja ke lapangan supaya bisa langsung mengaplikasikan atau mempraktekkannya  sendiri.

Lalu, terjadilah apa yang terjadi.


Dan, setelah mampu mengeliminir segala hambatan dan rintangan yang ada pada tahap finalisasi keputusan  untuk rencana  terjun langsung ke lapangan, Ibukotapun ditinggalkan,  terpisah dulu untuk sementara dari keluarga tercinta, juga dari segala komunitas yang ada,  untuk kemudian bergelut dengan dunia pertanian yang tak akan jauh-jauh dari suasana sepi,  lumpur, kotor, panas terik, hujan dan yang lain-lainnya lagi, dari yang sebelum-sebelumnya berada  dalam suasana kantor yang ramai, sejuk, bersih, wangi, dokumen, pulpen,  laptop, restoran,  mall dan seterusnya dan seterusnya lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun