Mohon tunggu...
Ina Widyaningsih
Ina Widyaningsih Mohon Tunggu... Administrasi - Staf TU SMPN 3 Pasawahan

Penyair Pinggiran

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Aku, Kamu dan Sepatu

9 Desember 2021   09:38 Diperbarui: 9 Desember 2021   09:41 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diunduh dari Tokopedia

Inilah aku adanya seperti yang bisa kamu lihat nyatanya. Penilaianmu terhadapku tergantung dari sudut mana kamu memandangnya. Apapun adanya aku adalah aku dengan segala kekurangan dan kelebihanku. Maafkanlah atas segala kekurangan ini, terima kasih karena kamu telah menerimaku apa adanya.

Kamu, sebagaimana yang kutahu adanya. Kamu yang berarti luas di sini. Entah kamu sebagai pasangan, sahabat, teman kerja atau apapun itu. Kamu seadanya yang bisa kunilai takkan kurang ataupun lebih. Kamu yaitulah kamu adanya dengan lapang dada aku berusaha untuk mengerti dan memahaminya.

Seperti sepatu, aku dan kamu ya begitulah adanya.

Mungkin suatu saat kita pernah kesakitan karena lecet menggunakan sepatu, namun bukan berarti saat itu juga kita kan membuang sepatunya.

Sepatu yang kita pilih untuk digunakan mungkin dirasa cocok dengan kaki kita, namun ternyata saat digunakan agak kesempitan atau longgar sehingga membuat kaki menjadi lecet.

Dalam sebuah hubungan entah itu sebagai pasangan, sahabat atau apapun itu. Ketidakcocokan mungkin bisa saja terjadi, tinggal bagaimana kita untuk menyikapinya. Jika hati kita sakit, bukan artinya kita langsung menyerah begitu saja. Belajar untuk berdamai dengan rasa sakit itu bahkan jika kita mampu dekaplah rasa sakit tersebut sehingga keadaan akan kembali pulih adanya dan hubungan pun akan bertahan lama.

Kecuali ketika 'sepatu' tersebut menimbulkan sakit yang sungguh tak lagi bisa diobati dengan apapun, di sinilah kita harus belajar untuk merelakannya.

Kita pun harus bisa memahami jika sepatu diciptakan dalam bentuk yang berbeda, namun ia ditakdirkan untuk selalu bersama. Betul kan?

Sepatu kanan dan sepatu kiri memang berbeda bentuknya, tapi mereka ada untuk saling melengkapi satu sama lain.

Seperti juga aku dan kamu yang diciptakan Tuhan dengan segala perbedaan yang kita miliki masing-masing. Untuk mempersatukan dua perbedaan tentu saja akan membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Namun kita harus yakin bahwa dengan perbedaan yang kita miliki itulah yang menjadikan kita bersatu adanya. Dengan perbedaan kita bisa menciptakan kebahagiaan. Indah bukan?

Percayalah, sepasang sepatu itu selalu memiliki derajat yang sama, tak pernah yang lebih tinggi ataupun lebih rendah di antara keduanya.

Bukankah sepatu diciptakan dengan bahan yang sama? Tak pernah sekalipun sepatu kanan dan sepatu kiri dibuat dari bahan yang berbeda. Maka dengan sepasang sepatu itulah kita nyaman menggunakannya.

Sama halnya aku dan kamu, benar-benar diciptakan sama oleh Sang Pencipta.

Di sinilah di mana kita harus mampu bersikap lapang menerima apa adanya kekurangan dan kelebihan kita. Tidak ada yang lebih baik di antara kita selain hubungan kita bersama.

Kita harus ingat, saat sepatu berjalan tujuannya selalu sama.

Bagaimana cara kita berjalan? Tentu saja satu kaki akan berjalan lebih dulu dari satu kaki yang lainnya, namun keduanya tetap bersama sampai di tujuan.

Dalam sebuah hubungan apapun itu, terkadang dalam mencapai sebuah tujuan akan ada beberapa cara yang berbeda. Tentu saja belum pasti sama caranya. Yang terpenting di sini adalah komunikasi yang baik, hingga tujuan pun bisa dicapai bersama-sama.

Seperti juga kaki yang bersepatu karena dengan komunikasi yang baik maka keduanya tidak terjatuh. Begitupun kita adanya.

Satu hal yang harus kita yakini, bahwa jika satu sepatu hilang, maka sepatu yang satunya tidak akan berarti apa-apa.

Sudah pasti adanya di manapun itu, kita tidak bisa membeli satu sepatu saja, karena sepatu itu sepasang yaitu sepatu kiri dan kanan. Karena jika satu saja yang kita beli itu tidak akan berguna.

Seperti juga hubungan, pun seperti aku dan kamu, ketika salah satu di antara kita tiada, sudah tentu akan terjadi perubahan dalam kehidupan kita. Maka dari itu ketika kita sudah menemukan dan memiliki 'sepatu' yang cocok, jangan pernah disia-siakan ya!

Sebagai mana sepatu agar bisa awet digunakan, tentu perawatan pun sangat perlu dilakukan. Tak ada bedanya dengan hubungan pun begitulah adanya. Saling menghargai, mengerti dan memahami satu sama lain sungguh akan mampu membuat hubungan bertahan lama.

Sudahkah kamu menemukan 'sepatu' yang cocok denganmu? Jangan lupa untuk selalu merawatnya ya!

Inspirasi pagi dengan filosofi sepatu semoga memberi hikmah dan pembelajaran.

Muhasabah diri.

Salam literasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun