"Nyai, maafkan kami yang telah merepotkanmu selama ini, entah apa yang harus kami berikan untuk membalas kebaikanmu." Ucap Pak Radja membuka percakapan.
"Jangan kalian sungkan padaku, justru aku merasa senang bisa menolong kalian hingga bisa pulih kembali." Jawab Nyai Raga.
"Dan sekarang aku ingin meminta pertolongan kalian sebelum kita berpisah." Ujar Nyai Raga tampak serius wajahnya.
"Dengan senang hati kami akan membantumu semampu yang kami bisa." Jawab Bu Manik.
"Apakah yang bisa kami bantu, Nyai?" Pak Radja menimpali.
"Aku ingin kalian membawa sesuatu dariku sebelum pergi, dan aku juga memberikanmu satu kesempatan untuk sebuah permintaan dariku." Nyai Raga bicara dengan serius sekali.
"Sungguh kami tak tahu diri jika berani meminta sesuatu darimu yang telah baik menolong kami." Jawab Pak Radja.
"Aku tahu kalian sedang mengharapkan sesuatu dan itu telah menjadi penantian kalian selama ini." Nyai Raga berkata seolah mengetahui isi hati keduanya.
Bu Manik dan Pak Radja saling berpegang tangan mendengar perkataan Nyai Raga tersebut.
"Kami memang sangat ingin memiliki seorang anak karena kami telah menunggu waktu itu hingga tujuh belas tahun ini." Ujar Bu Manik bersedih.
"Baiklah, aku akan memberikan kalian sebuah ramuan herbal untuk kalian minum jika kalian yakin maka harapan kalian bisa terwujud, karena Tuhan Maha Penyayang terhadap hambanya yang bersabar." Nyai Raga menegaskan perkataannya.