Keesokan paginya, mereka terbangun dengan sebuah kejadian mengejutkan. Ternyata Tian tertidur di tepi bebatuan yang curam yang hampir saja jatuh ke jurang. Leher Tian yang dilingkari kain putih itu seperti sedang terikat sehingga tidak terjatuh ke jurang. Dengan perlahan Tian dibangunkan oleh teman-temannya.
Setelah Tian benar-benar sadar dan terbangun dari tidurnya, teman-temannya pun memberondong pertanyaan kepadanya mengapa jika Tian bisa sampai tidur di sana. Tian menceritakan semua tentang malam tadi. Di sanalah mereka baru tersadar jika Bulan sudah tidak ada di tempat itu. Entah kemana perginya mereka pun tidak mengetahuinya.
Mendengar cerita Tian akhirnya mereka pun bergegas untuk kembali turun gunung dan pulang. Sesampainya di kaki Gunung Keris, mereka pun menceritakan kejadian semalam kepada Juru Kunci yang memang bertugas menjaga pintu masuk area pendakian Gunung Keris.
Dan mereka pun akhirnya tahu dengan sangat jelas tentang misteriusnya Gunung Keris. Bahwa keberadaan gadis cantik yang menampakkan diri pada setiap pendaki yang bisa melihatnya, pasti akan mendapatkan kejadian seperti yang terjadi pada Tian. Karena gadis itu adalah seorang korban pemerkosaan yang akhirnya dibuang ke jurang tersebut. Setelah satu bulan lamanya mayat gadis itu baru ditemukan ketika tim pencari mendapatkan petunjuk tentang keberadaannya.
Tian termasuk orang yang beruntung karena kebaikannya yang tidak iseng mengganggu Bulan saat bersamanya semalam. Jika saja ada lelaki yang iseng menggodanya, maka lelaki itu pun akan jatuh ke jurang seperti Bulan yang dibuang oleh orang-orang biadab yang memperkosanya.
Tian dan teman-temannya merasa bersyukur dengan keselamatan mereka yang masih dijaga oleh Tuhan Sang Maha Pengasih. Namun mereka tak pernah jera dengan kejadian tersebut, karena gunung bagi mereka adalah tempat bermain dan belajar tentang kehidupan.
Tian pun menyimpan rapi kenangan dari Gunung Keris, yaitu kain putih yang diberikan oleh Bulan. Dia  menyimpannya pada sebuah kotak kayu berkaca di kamarnya, dan itu akan selalu mengingatkannya untuk tetap waspada dan hati-hati saat mendaki. Dan yang terpenting dia akan selalu mengingat untuk selalu menghargai seorang perempuan.Â
Tian dan teman-temannya tetap berpetualang dari gunung ke gunung dengan tetap menjaga kelestariaannya.
Mereka berpesan agar bersikap baik dan bijak pada saat mendaki gunung manapun.
Tetap menyadari dan ingat selalu ketika sampai di puncak dengan berhasil adalah sebagai karunia Tuhan Yang Maha Kuasa.
(Nama orang dan tempat adalah nama yang tercipta dalam imajinasi saja)