Demikian dirangkum dari Tulisan ke-278 pada halaman web Dinas Pendidikan Purwakarta.
Dengan program tatanen di bale atikan, anak-anak sekolah dibentuk dengan penguatan karakter yang religius, gotong royong, kreatif, tekun, berbudaya serta berbudi pekerti luhur.
Karakter religius yang dapat menanamkan sifat selalu bersyukur dengan anugerah Tuhan yang telah menciptakan semesta alam ini yang sudah seharusnya untuk selalu dijaga dan dilestarikan.
Gotong royong, dalam proses bercocok tanam di sekolah sangat diperlukan sekali kerja sama agar kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik dan mencapai keberhasilan sesuai harapan.
Kreatif, anak-anak akan mampu mengembangkan daya pikirnya untuk memanfaatkan lingkungan sekolah agar dapat ditanami tanaman yang bisa bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari.
Tekun, sikap yang selanjutnya dapat tumbuh pada setiap anak yang mewajibkan anak untuk selalu rajin merawat tanaman mereka hingga akhirnya berbuah.
Berbudaya dan berbudi pekerti luhur, salah satunya anak tidak akan lupa dengan budayanya sendiri yang sejak dulu bertani atau bercocok tanam sehingga tertanamlah rasa cinta tanah airnya.
Tatanen di bale atikan sebagai penguatan pendidikan tentunya ada banyak harapan di sini. Salah satunya dengan program ini diharapkan anak-anak sekolah sebagai generasi penerus bangsa ke depannya akan dapat menciptakan swasembada pangan dan lapangan pekerjaan sendiri yang akhirnya dapat membantu pembangunan ekonomi kerakyatan.
Di Hari Anak Sedunia ini, selaras dengan keadaan yang sedang berada di masa pandemi, sudah sepantasnyalah kita dapat memberikan kebermanfaatan untuk negeri ini.
Program Tatanen Di Bale Atikan bisa dijadikan sebagai kesempatan untuk lebih produktif lagi walaupun di masa pandemi. Anak-anak pun takkan terpaku terus dengan gadget yang selama ini menjadi sahabat mereka dengan pembelajaran online.
Tatanen di bale atikan dilaksanakan secara bergiliran dengan jadwal piket yang sudah ditentukan, seperti yang telah dilaksanakan di SMPN 3 Pasawahan Purwakarta selama ini.