Mohon tunggu...
Ina Widyaningsih
Ina Widyaningsih Mohon Tunggu... Administrasi - Staf TU SMPN 3 Pasawahan

Penyair Pinggiran

Selanjutnya

Tutup

Humaniora featured

Semangat R.A. Kartini, Inspirasiku Berliterasi

21 April 2020   12:16 Diperbarui: 20 April 2021   04:16 1247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tepat hari ini setiap tanggal 21 April kita memperingati Hari Kartini. Lantas, apakah setiap peringatan Hari Kartini hanya bisa dilakukan dengan memakai pakaian kebaya?

Menurutku bukan semata dengan mengenakan pakaian kebaya kita dapat memperingati Hari Kartini. Ada banyak hal lain yang bisa kita lakukan untuk memperingatinya.

Peringatan Hari Kartini dimaksudkan untuk mengingat dan menghargai jasa R. A. Kartini bagi bangsa Indonesia terutama kaum wanita.

Presiden Soekarno, Presiden pertama RI mengeluarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 108 Tahun 1964, tanggal 2 Mei 1964, yang menetapkan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Indonesia sekaligus menetapkan hari lahir Kartini, tanggal 21April untuk diperingati setiap tahun sebagai hari besar yang kemudian dikenal dengan hari Kartini.

R. A. Kartini merupakan sesosok wanita tangguh yang mendasari adanya emansipasi wanita di Indonesia. Kartini yang memiliki keinginan dan tekad untuk menjadikan para wanita di Indonesia mempunyai persamaaan derajat yang sama dengan laki-laki, bahwa setiap wanita juga mempunyai hak untuk memperoleh pendidikan. Demi mewujudkan keinginannya tersebut Kartini mendirikan sekolah gratis untuk anak gadis di Jepara dan Rembang pada masa itu.

Sekolah gratis yang didirikan oleh Kartini tersebut kemudian diikuti oleh wanita-wanita lainnya dengan mendirikan 'Sekolah Kartini' di berbagai daerah seperti Semarang, Surabaya, Yogyakarta dan Malang.

Semasa hidupnya, R. A. Kartini sering menulis surat yang ditujukan kepada para sahabatnya yang berada di Belanda. Surat tersebut berisikan tentang keinginannya untuk melepaskan kaum wanita di Indonesia dari diskriminasi yang sudah membudaya pada zamannya.

Kemudian kumpulan surat-surat itu dijadikan menjadi sebuah buku yang berjudul Door Duistermis tox Licht, atau kita lebih mengenalnya "Habis Gelap Terbitlah Terang".

Ada beberapa kutipan dari buku tersebut menjadi inspirasi literasi bagiku:

"Tahukah engkau semboyanku? "Aku Mau!" Dua patah kata yang ringkas itu sudah beberapa kali mendukung membawa aku melintasi gunung keberatan dan kesusahan. Kata "aku tiada dapat!" melenyapkan rasa berani. Kalimat "aku mau"!" membuat kita mudah mendaki puncak gunung."

"Tiada awan di langit yang tetap selamanya. Tiada mungkin akan terus menerus terang cuaca. Sehabis malam gelap gulita lahir pagi membawa keindahan. Kehidupan manusia serupa alam" (Kartini -- Habis Gelap Terbitlah Terang).

Dari kutipan tersebut menjadikan sebuah keyakinan diri dalam hidup ini, kita harus selalu berpikir positif, memberikan sugesti diri bahwa kita mampu untuk mengalahkan rasa susah, berat dan takut yang berada dalam diri kita, selalu yakin bahwa kita bisa.

Di sinilah rasa kepercayaan diri untuk memulai bergerak di bidang literasi kian tumbuh bersemi dalam hati dan jiwa. Menulis puisi sebagai kegemaranku mungkin dapat memberikan manfaat bagi dunia literasi.

Bermula dengan memberanikan diri mempublikasikan hasil karya puisi sendiri dan dikumpulkan menjadi sebuah naskah buku antologi yang akhirnya atas berkat rahmat Allah SWT, buku solo pertama "Goresan Hati sang pemimpi" telah terbit di tahun 2017. 

dokpri
dokpri
Dan kembali tekad yang kuat pun berkeinginan mengajak sahabat-sahabatku untuk ikut berpartisipasi dalam berliterasi. Alhasil ajakanku telah membuahkan hasil dengan mengajak mereka menulis puisi yang kemudian dijadikan buku antologi puisi "Teletubies Unyu - Puisi Kehidupan" di tahun 2018.

dokpri
dokpri
Bukan hal yang mudah untuk terus bergerak dan maju di bidang literasi, keyakinan diri pun ditanamkan kepada sahabat-sahabatku agar lebih mencintai puisi dan kian bersemangat dalam menulis puisi.

Alhamdulillah juga di tahun sekarang buku solo yang kedua, buku antologi puisi "Catatan Putri Kinasih" akan terbit. Bertepatan dengan hari lahir Kartini, buku tersebut sedang proses ISBN di Perpusnas RI, tinggal menunggu waktu kehadiran buku tersebut di dunia para pembaca buku.

Lay out cover buku
Lay out cover buku
Semangat berliterasi pun belum dirasa cukup sampai di sini, ketika di tengah pendemi covid-19 yang sangat menyedihkan di negri tercinta ini. Terbersit gagasan untuk mengajak para sahabat siapa pun dan di mana pun yang gemar dan cinta akan puisi untuk menuliskannya dalam sebuah wadah komunitas "Produktif Di Rumah Saja".

Dengan bertajuk 'Satu puisi satu hari' kami memanfaatkan waktu senggang WFH (Work From Home) untuk menulis puisi satu hari satu. Sebagai penggerak dan penggagasnya, diri berharap dan berkeinginan jika kegemaran berpuisi bisa menjadi sebuah kesibukan tersendiri yang dapat menghibur dan menambah semangat saat menghadapi cobaan pandemi.

Selalu teringat dengan kata "Aku Mau" yang dituliskan oleh R. A. Kartini dalam bukunya "Habis Gelap Terbitlah Terang" adalah sebuah kobaran api semangat berliterasi. Selalu menanamkan keyakinan kita bisa pada sahabatku semua untuk tetap bersemangat mengahadapi kesusahan di saat pandemi ini.

"Aku Mau" pun menjadi penyemangat untuk bisa berkarya nyata, karena ini akan menjadi sebuah pembuktian diri bahwa dengan menulis puisi hidup pun akan terasa indah. Buku antologi puisi yang nantinya akan mengumpulkan puisi-puisi ini tentunya akan menjadi sebuah jejak kenangan indah kelak setelah kita sudah tiada.

Setiap hal baik dan hal buruk pada dasarnya semua akan berlalu, di setiap kesusahan pasti akan ada kemudahan, maka dari itu jangan pernah menyerah dan berputus asa dalam menggapai cita-cita. Meskipun terkadang akal kita berkata utuk menyerah , namun harapan kita selalu berkata untuk mencobanya lagi.

Dalam rangka memperingati hari Kartini ini, marilah kita teruskan perjuangan dan cita-cita R. A. Kartini dengan cara-cara yang positif. Salah satunya dengan menjadi pribadi yang berpendidikan, berliterasi dan berkelas baik dalam lingkup keseharian ataupun sosial. Dengan literasi kita bisa membaca diri bahkan mengkaji untuk menjadi lebih baik ke depannya, dan dengan berpuisi mungkin saja bisa menebar inspirasi dan imajinasi bagi yang lain.

Selamat Hari Kartini.

"Kaum wanita yang hebat adalah wanita yang menginspirasi tanpa melupakan jati diri yang kodrati." (Quotes by Putri Kinasih)

Semangat Kartini Indonesia!

Yakinlah, kita bisa!

dokpri
dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun