Mohon tunggu...
Ina Widyaningsih
Ina Widyaningsih Mohon Tunggu... Administrasi - Staf TU SMPN 3 Pasawahan

Penyair Pinggiran

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jejak Kehidupan

21 April 2019   20:19 Diperbarui: 21 April 2019   20:28 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perjalanan bermula pada masanya, membawa garis waktu yang terus melaju

Tapak-tapak kaki meniti hari yang telah pasti, mengarah langkah yang terus berpindah

Satu persatu mengiringi kancah pertempuran, disaat keinginan tumpah ruah tak terarah

Berdiri di simpang jalan keraguan, terpaku sendiri mencari jawab yang tak salah

Adalah hati yang bicara, jika semua bertumpu pada satu

Dimana logika tiada rasa, maka ia kan hancur lebur dan terkubur

Saat jiwa rela menerima, sebuah realita yang memang nyata

Terima hidup apa adanya, bahagia tentu kan mendamba

Hidup adalah gerbang kematian, dimana jejak kan berhenti

Memberi arti tentang diri, hitam putih tergambar di kehidupan

(Terinspirasi dari Kata Bermakna milik Kang Dedi Mulyadi yang tertera dalam lukisan di Diorama Purwakarta)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun