Mohon tunggu...
Putri Kintan
Putri Kintan Mohon Tunggu... -

Hidup tidak boleh seperti air yang mengalir

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Real Steel, Bukan Film Sampah

1 Juni 2014   17:02 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:51 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat robot mulai menguasai dunia dan hadir menggantikan posisi manusia untuk bermain dalam tinju. Ya, kesan seperti itulah yang akan anda dapat saat menonton film prouduksi Dream Works pada tahun 2012. Tenang dulu, jangan mengatakan anda tidak suka film robot sebelum menonton film ini. Real Steel lebih dari sekedar film robot. Tidak hanya menampilkan perkelahian antar robot dalam ring tinju tetapi juga menampilkan hubungan antara ayah dan anak yang hampir renggang.

Film ini berkisah tentang Charlie Kenton (Hugh Jackman) seorang pria yang tergila-gila dengan pertandingan robot dan uang. Beberapa kali harus mengalami kekalahan karena permainannya hanya mengandalkan kekerasan tanpa strategi. Ketika sedang di kejar-kejar oleh hutang dan robot terakhirnya hancur, muncul sosok Max Kenton (Dakota Goyo) yang tak lain adalah anak kandungnya. Sejak lahir, Max tidak pernah bertemu dengan ayahnya karena Charlie lebih memilih hidup bersama robot dan kekasih baru yang bernama Bailey Tallet (Evangeline Lilly). Saat ibu Max meninggal dunia, diadakan sidang untuk menentukan hak asuh anak dan hak itu jatuh pada bibinya yang kaya raya. Karena kepentingan pekerjaan di luar negeri, bibi dan pamannya tidak bisa membawa Max, akhirnya sang paman menitipkan Max pada ayahnya. Petualangan antara ayah dan anak di mulai. Hubungan yang hampir putus dan kesan ayah yang kaku karena baru bertemu anaknya, sangat terlihat jelas dan natural. Kemampuan akting para artisnya tidak perlu di pertanyakan lagi. Dakota Goyo artis remaja yang baru berusia tiga belas tahun, mampu menunjukan kualitasnya tanpa main-main. Sangat pantas menerima tepuk tangan dan acungan jempol.

Film ini bukanlah film sampah yang hanya bertema tentang perkelahian robot. Berbeda dengan Transformers, Real Steel mempunyai nilai-nilai baik di dalamnya. Drama dan perkelahian robot di buat seimbang. Anda tidak akan bosan menontonnya, merasa tegang dan ingin berteriak saat pertandingan robot di mulai. Dan terharu melihat kisah antara ayah dan anak yang menyentuh hati. Pecinta film robot wajib menonton film besutan Shawn Levy ini. Anda akan menemukan kesan yang berbeda, dari pada saat menonton film robot yang hanya menampilkan adegan perkelahian tanpa batas. Sekuel keduanya akan muncul pada petengahan tahun 2014. Tidak sabar menunggu, apakah lebih menarik dari yang pertama?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun