Di tengah situasi ekonomi yang masih sulit, siapa yang tidak tertarik dengan tawaran penghasilan yang mudah? Sayangnya, banyak di antara kita yang justru terjebak dalam penipuan online dengan modus menyelesaikan misi. Penipuan semacam ini semakin meluas dan telah merugikan banyak korban. Dengan janji keuntungan besar dan proses yang tampak sederhana, para pelaku berhasil menipu banyak orang. Salah satu kasus penipuan dengan modus ini dialami oleh C.
Kronologi Penipuan
Kejadian ini bermula ketika C mendapat undangan untuk bergabung dalam sebuah grup Telegram yang bernama REZEKI. Grup ini dikelola oleh admin dengan username FIFA 2024. Dalam grup tersebut, admin memberikan tugas-tugas yang bisa diselesaikan untuk mendapatkan komisi sebesar Rp 10.000 per tugas, yang kemudian mendorong korban untuk mengirimkan bukti tangkapan layar (screenshot) tugas yang telah diselesaikan kepada admin lain yaitu NA dan VC.
Setelah mengkonfirmasi tugas yang telah diselesaikan, kemudian C diminta untuk mengisi data diri dan mendaftar di sebuah situs bernama fifa-shop.com, yang diklaim sebagai platform untuk menarik komisi.
Setelah beberapa misi yang berhasil diselesaikan, korban mulai diminta untuk melakukan deposit dalam jumlah tertentu agar komisi dapat cair. Pelaku memberikan nomor rekening yang harus digunakan untuk mentransfer uang. Korban pun melakukan deposit pertama sebesar Rp 70.000, dan disarankan untuk melanjutkan ke misi-misi selanjutnya dengan menambah deposit yang lebih besar yaitu Rp 200.000, dengan janji dapat melakukan penarikan komisi.
Setelah menyelesaikan misi, korban mendapat komisi sebesar Rp 440.000. lalu korban diminta kembali untuk menjalankan misi selanjutnya yaitu like dan komen di Youtube yang dibagikan oleh pelaku. Pada Awalnya korban hanya di minta untuk memberikan komentar dan like vidio di akun Youtube. Namun, selanjutnya pelaku mengarahkan korban untuk melakukan deposit sebesar Rp 500.000, dan terus bertambah tinggi hingga korban dimintai melalukan deposit sebesar Rp 10 juta untuk mendapatkan komisi kedua yang lebih besar.Â
Korban mulai merasa curiga ketika pelaku terus-menerus meminta untuk melakukan deposit dengan jumlah yang semakin besar. Pada saat itu, komisi yang dijanjikan oleh pelaku masih belum bisa dicairkan. Korban akhirnya menolak untuk melakukan deposit lebih lanjut karena nominal yang diminta terlalu besar.
Meskipun sudah melakukan sejumlah transaksi, saldo komisi yang dijanjikan oleh pelaku tetap tertahan di website fifa-shop.com dan tidak bisa dicairkan. Korban telah kehilangan total sekitar Rp 15 juta dalam bentuk deposit tanpa mendapatkan komisi apapun.
Tips Menghindari Penipuan Dari Telegram
- Laporkan Akun Telegram yang Mencurigakan
Telegram memungkinkan penggunanya untuk melaporkan akun yang dianggap berpotensi melakukan penipuan. Jika kalian menemukan akun Telegram yang mencurigakan, segera laporkan untuk mencegah kerugian lebih lanjut. - Keluar dari Grup Telegram yang Terkait dengan Penipuan
Langkah berikutnya adalah keluar dari grup Telegram yang terindikasi sebagai scam. Ini akan membantu kalian  untuk tidak terus-menerus mendapatkan informasi yang bisa mempengaruhi keputusan. Selain itu, pastikan untuk memblokir grup tersebut agar tidak ada interaksi lebih lanjut. - Atur Pengaturan Privasi di Telegram
Untuk menghindari undangan masuk ke grup scam, kalian bisa menyesuaikan pengaturan privasi dan keamanan di akun Telegram. Pilihlah opsi yang memungkinkan akun kalian hanya bisa diundang ke grup oleh nomor yang tersimpan di kontak ponsel, sehingga bisa lebih terhindar dari grup yang mencurigakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H