Pada kesunyian pagi yang dini
Aku menggeliatkan tubuh
Sekelilingku masih terlalu basah
Sisa titik embun yang menyesap pori
Pada kesunyian pagi yang menghangat
Pesona jingga mentari bersinergi
Aku menatapmu penuh kagum
Aku pasti menggapaimu kelak, janjiku pada langit
Pada kesunyian pagi yang menjadi bising
Tapak-tapak kaki mendekat bergemuruh
Tapi bukan, itu bukan suara langkahmu
Ini bukan getaran yang biasa menyentuhku
Pada kesunyian pagi yang menggersang
Tubuhku tak lagi utuh
Aku hanya bisa menatapmu nanar dengan luka terganga
Citaku tuk menggapaimu, sirna sudah
Pada kesunyian pagi yang melekit panas
Aku lelah, kekasihku
Kau semakin tinggi di singgasana
Sementara aku semakin rendah berbaring di tanah
Pada kesunyian pagi yang menghitam
Waktuku telah tiba
Kutitip rindu tuk memelukmu pada angkasa
Toh selama ini, dia-lah yang selalu memberi ruang mu
Bogor, 25 Juli 2020
Puisi untuk hutanku yang kini menjarang
Karya: Puji Rianti
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H