Mohon tunggu...
bu anni
bu anni Mohon Tunggu... profesional -

Semua artikel saya di Kompasiana dan tulisan saya lainnya, saya simpan di http://dengarlahnuranimu.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Tak Kuhadiri Reuni, Sebab Aku Miskin

16 Juli 2013   06:54 Diperbarui: 16 Oktober 2017   18:37 865
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lalu bagaimana dengan teman-teman yang belum sukses? bagaimana dengan teman-teman yang bekerja mencari nafkah membanting tulang menjual bensin eceran dan tambal ban seperti Fahmi? yang tinggal di rumah kontrakan terselip di pelosok gang sempit yang kumuh dan pengap? Yang hanya memiliki kendaraan sepeda motor cicilan? Apakah orang-orang seperti Fahmi akan memiliki cukup keberanian untuk hadir ke acara reuni semegah itu ? Fahmi tidak berani, dan saya rasa banyak orang seperti Fahmi yang juga tak cukup memiliki nyali untuk melakukannya.

Saya sangat memaklumi perasaan Fahmi. Sebab bagi orang yang tidak mampu, pembicaraan tentang kelimpahan materi di antara teman yang sukses hanya akan melukai perasannya. Fahmi mungkin tidak merasa iri dengan keberhasilan teman-temannya, tapi dia jelas merasa sedih. Betapa tidak merasa sedih, jika dilihatnya teman-teman sepermainannya hidup serba berkecukupan, sementara dia serba berkekurangan ?

Saya jadi berpikir, pantas saja acara- acara reuni yang saya datangi,  hanya dihadiri sebagian kecil saja dari jumlah keseluruhan yang tercatat dan seharusnya hadir. Kemanakah gerangan teman-teman yang lain ? mengapa tidak ada kabar beritanya ?. Tadinya saya berpikir, mereka mungkin sibuk, atau terkendala jarak yang jauh. Namun  melihat Fahmi, saya jadi berpendapat lain. Mungkin karena mereka yang tidak hadir itu memiliki alasan yang sama dengan Fahmi : merasa malu menghadiri reuni karena miskin.

Seharusnya persahabatan tidak terhalang status sosial

Saya tetap merasa bersyukur, karena sebagian besar  teman-teman saya tidak  berkelakuan aneh, meski mereka telah sangat sukses dari segi materi dan status sosial di masyarakat. Hanya segelintir saja yang bersikap sangat ajaib, kalau tidak bisa dibilang norak dan berlebihan dalam memamerkan kekayaannya. Mereka ini sangat tidak empatif terhadap orang-orang yang kesusahan.

Bagi orang yang memiliki kecerdasan sosial yang tinggi, harta sama sekali bukan ukuran kesuksesan, dan sama sekali bukan syarat bagi terjalinnya sebuah pertemanan. Dari dulu sampai kapanpun, teman tetaplah teman, tak boleh ada yang menghalangi, apalagi hanya sekedar harta yang sifatnya sementara.

Saya hanya ingin mengatakan bahwa reuni tidak pernah salah. Yang salah adalah segelintir oknum hadirinnya. Hadirin yang berlagak jadi orang yang paling penting sedunia, yang bersikap mentang-mentang. Orang-orang seperti inilah yang membuat teman-teman yang kurang beruntung, menjadi enggan hadir, dan menyebabkan tujuan reuni tidak tercapai.

Sementara pendapat saya bagi teman-teman yang enggan menghadiri reuni karena faktor ketiadaan harta, percayalah bahwa sebagian terbesar dari kami adalah orang-orang yang memandang persahabatan adalah sesuatu yang sangat bernilai dalam hidup kami. Tak perlu malu menghadiri reuni hanya karena ketiadaan harta, karena kami tak peduli. Kami hanya rindu padamu, kami hanya ingin mendengar kabar, bahwa engkau tetap sehat dan penuh semangat dalam mengarungi kehidupan ini. Kami hanya ingin berteman denganmu, selamanya. Selebihnya, tak penting lagi.

freewebs.com
freewebs.com

Salam sayang,

Anni

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun