Kali ini kita akan membahas tentang dialog tag dan aksi. Artikel ini terinspirasi dari tulisan yang saya baca di suatu platform. Kemarin saya membaca sebuah artikel dari penulis yang cukup terkenal di platform tersebut, dan saya menemukan penggunaan dialog tag yang tidak tepat.Â
Setelah membaca tulisan tersebut, ide untuk membuat artikel ini muncul begitu saja. Di sini kita akan membahas tentang perbedaan dialog tag dan dialog aksi.
Dialog tag dan dialog aksi biasanya sering dijumpai pada novel ataupun cerpen, untuk di artikel sendiri jarang dijumpai. Lalu, apakah perbedaan antara dialog tag dan dialog aksi?
Perbedaan Dialog Tag dan Dialog Aksi
Dalam kepenulisan, terdapat dialog tag dan aksi. Untuk itu, sekarang kita akan membahas beda antar keduanya. Berikut adalah perbedaannya:
1. Dialog Tag
Dialog tag adalah bagian dari kalimat yang mengidentifikasi pembicara dalam sebuah percakapan. Dialog tag berfungsi untuk membantu pembaca memahami siapa yang sedang berbicara.
Contoh dialog tag:Â
- "Kamu sedang apa, Via?" tanyaku.
- Aku bertanya, "Via, kamu sedang apa?"
- "Kamu sedang apa, Via?" tanya Ara, "baca buku horor? Sejak kapan kamu suka horor? tanya Ara lagi.
- "Apa yang kau lakukan, Adisty? Pergi dari rumahku segera! Aku tidak sudi melihat batang hidungmu lagi! Kau adalah makhluk yang paling tidak ingin aku lihat di muka bumi ini! Dasar, bajingan!" makiku.
- "Aku sedang tidak berselara, Dan. Kau makan sajalah nasi goreng itu sendiri," ucap Aristia.
Tanya, maki, ucap, ujar, seru, pungkas, tuduh, tampik, (dan masih ada banyak lainnya) adalah dialog tag. Yang mana prosedur penulisannya adalah: tanda petik dua, lalu kalimat, kemudian tanda baca, dan ditutup dengan tanda petik lagi, setelah itu baru dialog tag-nya menggunakan huruf kecil.Â
Atau bisa juga dialog tag di depan (seperti contoh nomor 2). Prosedur-nya adalah:Â dialog tag, koma, petik dua, lalu kalimat, lalu tanda baca (titik, seru atau tanya), kemudian petik dua.
Perlu digaris bawahi:
- Jika dialog tag di akhir kalimat, gunakan tanda koma, tanya, atau seru sebelum petik dua (seperti contoh 1). "Bla bla bla," ujarku.
- Jika dialog tag di depan kaliamat, gunakan tanda koma, lalu gunakan titik, tanya, atau seru sebelum petik dua (seperti contoh 2). Aku bertanya, "Bla bla bla."
- Dialog tag bisa berada di depan, di tengah, ataupun di belakang tanda petik (dialog). Lihat contoh pertama-ketiga.
- Jangan berikan tanda baca apapun setelah tanda petik. Tanda baca harus ditulis sebelum petik dua.
Contoh yang salah:Â
- "Kamu sedang apa, Via?", Tanyaku.
- "Aku lapar, Via", ujarku pada Via.
Jangan berikan tanda baca apapun setelah petik dua.
2. Dialog Aksi
Dialog aksi adalah tindakan atau deskripsi yang terjadi dalam sebuah percakapan atau adegan. Dialog aksi memberikan konteks visual dan tindakan yang terjadi selama percakapan. Dialog aksi membantu membawa suasana, memperkaya karakter, dan membuat cerita lebih hidup.
Contoh dialog aksi:Â
- "Aku lapar, Ma." Anna mengelus perut ratanya sambil menatap sang ibu dengan tatapan iba. (Aksi yang dilakukan adalah mengelus perut)
- "Bajingan tengik itu berulah lagi! Bedebah!" Setelah memaki-maki di telepon, Jhon segera berlalu dengan langkah lebar. (Aksi yang dilakukan adalah berlalu atau pergi)
Tampak perbedaannya, bukan? Yang mana dialog tag menggunakan huruf kecil setelah petik dua, sedangkan dialog aksi menggunakan huruf besar setelah petik dua.
Jadi, perbedaan dialog tag dan aksi adalah, dialog tag digunakan untuk mengidentifikasi pembicara, sementara dialog aksi digunakan untuk menggambarkan apa yang terjadi dalam adegan atau percakapan. Kedua elemen ini bekerja sama untuk menciptakan dialog yang efektif dalam narasi.
Pentingnya Dialog dalam Menulis Narasi
Berikut adalah pentingnya menulis dialog dalam narasi:
1. Mengembangkan Karakter
Dialog memungkinkan pembaca untuk lebih memahami karakter dalam cerita. Melalui percakapan mereka, pembaca dapat mengetahui tentang kepribadian, nilai-nilai, dan perasaan karakter.
2. Mengungkapkan Konflik dan Tegangan
Dialog dapat digunakan untuk mengungkapkan konflik antar karakter dan menciptakan tegangan dalam cerita. Percakapan yang penuh emosi atau konfrontasi dapat meningkatkan ketegangan dalam narasi.
3. Meningkatkan Keterlibatan Pembaca
Dialog yang menarik dapat meningkatkan keterlibatan pembaca dalam cerita. Pembaca dapat merasa seperti mereka "berbicara" dengan karakter dan lebih terlibat dalam cerita.
4. Menggerakkan Plot
Dialog dapat digunakan untuk menggerakkan plot cerita. Melalui percakapan antar karakter, informasi penting dapat disampaikan, konflik dapat berkembang, dan keputusan penting dapat dibuat.
5. Membangun Atmosfer
Dialog juga dapat digunakan untuk menciptakan atmosfer dalam cerita. Cara karakter berbicara, bahasa yang mereka gunakan, dan bagaimana mereka merespons situasi dapat membantu menciptakan suasana yang sesuai.
Itulah perbedaan dialog tag dan aksi. Penting untuk menggunakan dialog dengan bijak. Dialog yang terlalu panjang atau tidak relevan dapat membuat pembaca bosan. Selain itu, dialog harus terdengar alami dan sesuai dengan karakter yang berbicara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H