Mohon tunggu...
Puji Lestari
Puji Lestari Mohon Tunggu... Penulis - Freelancer writer

Kang nulis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Teman Baik Belum Tentu Sahabat

1 Agustus 2023   11:45 Diperbarui: 1 Agustus 2023   11:49 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://www.istockphoto.com/

Saya tipe orang yang susah membuka diri, sehingga tidak mudah bersahabat dengan seseorang. Namun kalau teman baik banyak, teman nongkrong juga banyak. 

Saya memang hobi nongkrong, bergaul dengan banyak orang. Akan tetapi, hanya sebatas teman saja, tidak sampai saya jadikan tempat curhat segala keluh kesah. 

Menurut saya, sahabat adalah dia yang selalu ada di saat kita sedih ataupun bahagia. Dia yang mengetahui kita luar dan dalam. Teman dekat dan teman nongkrong belum tentu sahabat.

Cara Memperbaiki Hubungan Persahabatan yang Retak

Kalau ditanyakan bagaimana caranya memperbaiki hubungan persahabatan yang retak? Jujur saya tidak tahu. Pasalnya, saya dan kedua sahabat saya benar-benar tidak pernah bertengkar ataupun diam-diaman.

Mungkin bagi yang membaca ini ada yang tidak percaya, tapi sungguh, kami benar-benar tidak pernah bertengkar. Dulu saya pernah berkata seperti ini, "kenapa kita nggak pernah bertengkar, ya? Aneh nggak sih?" Dan hanya ditanggapi dengan kekehan oleh sahabat saya.

Kami tidak pernah berkonflik. Dan, ya, hubungan kami mungkin bisa dikatakan flat karena tidak adanya pertengkaran. Kata orang-orang, konflik adalah bumbu. Apakah mungkin kami harus mencoba bumbu itu? Supaya persahabatan kami lebih terasa nano-nano. Hehe.

Tersinggung

Sebagai manusia, tentu saja saya pernah tersinggung dengan kata-kata sahabat saya, dan mungkin mereka pun pernah tersinggung dengan kata-kata saya. Akan tetapi, kami tidak pernah membesar-besarkan masalah tersebut.

Contoh, saya pernah tersinggung dengan kata-kata sahabat saya. Saat curhat panjang lebar tapi ditanggapi seperti ini, "Kamu masih mending pusing mikirin kerjaan, lha aku pusing mikirin anak. Nanti kalau kamu sudah punya anak bakal ngerasain pusing lebih dari kerjaan."

Saat itu saya jelas tersinggung, tapi saya tidak menyulut api. Mungkin waktu itu sahabat saya sedang capek dengan rumah tangganya sehingga keluar kata-kata seperti itu.

Yang saya lakukan untuk mengatasi rasa tersinggung adalah menyudahi obrolan dengan dia, lalu menuliskan uneg-uneg saya dalam sebuah cerpen. Jujur, setelah selesai menulis saya langsung lega dan rasa tersinggung itu sudah hilang. 

Melalui hari Persahabatan Internasional ini saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Miki dan Hani. Terima kasih sudah menjadi sahabat terbaik. Terima kasih masih mau mendengarkan celotehan saya walaupun saat ini kalian sudah sibuk dengan keluarga masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun