Bantul, 5 Desember 2024. Gumuk Pasir Parangtritis adalah salah satu fenomena geologi unik di Indonesia yang terletak di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Gumuk pasir ini merupakan bagian dari tiga geopark utama di DIY, yaitu Geopark Gunung Sewu, Geopark Merapi, dan Geopark Gumuk Pasir Parangtritis. Gumuk pasir ini menjadi laboratorium alam yang sangat langka, hanya ditemukan di beberapa lokasi di dunia. Dalam rangka mendukung pelestarian dan edukasi, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Bantul mengadakan kegiatan Literasi Guru terhadap Restorasi Gumuk Pasir Parangtritis, yang melibatkan guru-guru SD hingga SMP/MTs dari wilayah dekat pantai yaitu Kapanewon Kretek, Pundong, dan Imogiri. Kegiatan ini bertujuan memberikan pemahaman lebih mendalam tentang keistimewaan gumuk pasir, ancaman yang dihadapinya, serta upaya perlindungan yang harus dilakukan.
Keistimewaan Gumuk Pasir Parangtritis
Gumuk Pasir Parangtritis terbentuk oleh proses geologi, dengan sumber utama material pasir berasal dari Gunung Merapi, yang terbawa oleh aliran Sungai Opak, dan bermuara di Samudera Hindia. Material pasir yang tercurah pada muara Sungai Opak kemudian mengalami pengangkutan oleh arus sepanjang pantai ke arah timur karena pengaruh angin barat. Adanya bagian pegunungan yang menjorok ke laut, maka pengangkutan material pasir menjadi terhalang dan diendapkan di dasar laut. Selanjutnya, endapan pasir tersebut diangkut oleh gelombang ke darat pada musim kemarau. Jika pasir sudah mengering, kemudian ditiup angin lebih jauh ke arah lahan daratan. Pasir yang terangkut secara bertahap terakumulasi membentuk morfologi gumuk pasir yang khas, membentuk  tipe Barchan.
Barchan adalah tipe gumuk pasir yang memiliki bentuk menyerupai bulan sabit dengan kedua tanduknya searah aliran angin. Gumuk pasir tipe ini terbentuk di tempat-tempat di mana suplai pasir terbatas dan permukaan tanahnya relatif datar, keras, serta tidak memiliki vegetasi. Ukuran ketinggiannya dapat mencapai hingga 30 meter dan panjang tanduknya bisa mencapai 300 meter. Gumuk pasir berbentuk Barchan yang terdapat di Parangtritis termasuk jarang terjadi di dunia, bahkan merupakan satu-satunya di Asia Tenggara. Gumuk pasir tipe Barchan dijumpai pada wilayah iklim kering dan setengah kering, hanya ada dua di dunia, yaitu di Meksiko dan Parangtritis. Gumuk Pasir Parangtritis adalah sebuah anomali dalam fenomena geomorfologi dunia karena memiliki tipe Barchan di iklim tropika basah.
Museum Gumuk Pasir, yang berada di kawasan ini, juga menjadi pusat edukasi geospasial dan geomaritime. Museum ini menawarkan berbagai fasilitas seperti ruang audio visual, bilik interaktif, zona teknologi pemetaan, zona citra satelit, dan zona khusus yang menjelaskan fenomena Gumuk Pasir Barchan. Melalui museum ini, pengunjung dapat memahami lebih dalam tentang pentingnya ekosistem gumuk pasir, sekaligus menikmati pengalaman belajar yang menarik dan interaktif.
Ancaman terhadap Gumuk Pasir Parangtritis
Keberadaan Gumuk Pasir Parangtritis tidak lepas dari berbagai ancaman yang dapat mengganggu kelestariannya. Salah satu ancaman terbesar adalah aktivitas manusia, seperti penggunaan kawasan ini untuk jip wisata. Kendaraan berat ini dapat memadatkan pasir, sehingga mengganggu pergerakan alami butiran pasir yang menjadi ciri khas gumuk pasir. Selain itu, eksploitasi lahan dan perubahan iklim juga berpotensi merusak ekosistem gumuk pasir, termasuk erosi akibat naiknya permukaan air laut.
Pandangan masyarakat terhadap gumuk pasir juga mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Pada awal abad ke-20, gumuk pasir dianggap sebagai ancaman yang memerlukan reboisasi. Namun, seiring perkembangan ilmu pengetahuan, masyarakat mulai menyadari nilai penting gumuk pasir sebagai laboratorium alam dan potensi wisata edukasi. Kini, tantangan utamanya adalah bagaimana menjaga keseimbangan antara konservasi dan pemanfaatan kawasan ini untuk kegiatan ekonomi dan pariwisata.
Potensi masalah yang telah diidentifikasi di kawasan Zona Inti Gumuk Pasir Parangtritis sesuai Rencana Tapak adalah:
1. Wisata kendaraan bermotor (motor dan mobil serta off-roader);
2. Perikanan, tambak, peternakan, dan pertanian;
3. Pemukiman liar atau tidak berizin;
4. Vegetasi yang tumbuh dan menutup lorong angin.
Fungsi Gumuk Pasir
1. Memiliki fungsi ekologi bagi berkembangnya flora dan fauna khas di Gumuk Pasir.
2. Berperan dalam perlindungan terhadap abrasi pantai dan mitigasi bencana tsunami.
3. Berfungsi sebagai akuifer air tawar yang mendukung ekosistem sekitarnya.
Upaya Perlindungan Gumuk Pasir
Pemerintah Kabupaten Bantul telah mengambil langkah-langkah strategis untuk melindungi Gumuk Pasir Parangtritis. Salah satunya adalah dengan menerbitkan Peraturan Bupati Nomor 47 Tahun 2024 yang mencakup langkah-langkah restorasi kawasan gumuk pasir. Tahapan restorasi yang telah dilakukan meliputi:
1. Pemasangan papan informasi dengan dukungan CSR untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan wisatawan tentang pentingnya gumuk pasir.
2. Penetapan batas zona inti di sisi selatan dan barat dengan pemasangan patok pada tahun 2024 untuk melindungi area inti dari gangguan.
3. Pengaturan rute jip wisata agar tidak melewati kawasan inti gumuk pasir, sehingga pergerakan pasir tetap alami dan ekosistemnya terjaga.
Dalam kegiatan literasi, Andika Bangun Taji, Ketua Tim Kerja Parangtritis Geomaritime Science Park (PGSP), juga memaparkan berbagai upaya pelestarian melalui kegiatan seperti promosi data geospasial, kunjungan edukatif ke museum, penulisan buku ilmiah, monitoring gumuk pasir, dan pelaksanaan workshop geomaritime. Kegiatan ini dirancang untuk meningkatkan kesadaran masyarakat sekaligus mendukung penelitian ilmiah tentang gumuk pasir.
Kesimpulan dan Harapan
Gumuk Pasir Parangtritis adalah warisan geologi yang tak ternilai, baik sebagai objek wisata maupun laboratorium alam untuk penelitian ilmiah. Upaya perlindungan dan restorasi yang dilakukan, termasuk melalui kegiatan literasi guru, diharapkan dapat membangun kesadaran generasi muda tentang pentingnya melestarikan gumuk pasir. Guru yang hadir dalam kegiatan ini, termasuk Puji Lestari dari MTsN 3 Bantul, diharapkan dapat menyampaikan ilmu yang didapat kepada siswa, sehingga mereka menjadi agen perubahan dalam pelestarian lingkungan.
Melalui kolaborasi berbagai pihak, termasuk pemerintah, pendidik, dan masyarakat, keberlanjutan Gumuk Pasir Parangtritis dapat terjaga. Dengan demikian, fenomena unik ini dapat terus menjadi kebanggaan Yogyakarta sekaligus aset edukasi dan wisata yang bermanfaat bagi generasi mendatang (Pjl).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H