Mohon tunggu...
Puji Lestari
Puji Lestari Mohon Tunggu... Guru - Guru PNS

suka belajar, ingin bermanfaat untuk orang lain, Siapa yang bersungguh-sungguh maka akan berhasil

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Parenting Day MTsN 3 Bantul : Menjadi Teman dan Pelindung bagi Anak dalam Menghadapi Tantangan Zaman

26 Oktober 2024   14:36 Diperbarui: 26 Oktober 2024   15:03 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Narasumber bersama Ketua Komite, Kamad dan Waka MTsN 3 Bantul (sumber : dokumentasi madrasah)

Bantul, 25 Oktober 2024 -- Dalam rangka meningkatkan kesadaran dan keterampilan orang tua dalam mendidik anak, MTsN 3 Bantul menggelar acara POT dan Parenting Day bertema "Menjadi Teman dan Pelindung bagi Anak." Bertempat di GOR Kelurahan Wukirsari, acara ini menghadirkan Siti Muyassarotul Hafidzoh, M.Pd., sebagai pembicara utama. Turut hadir Kepala Madrasah (Kamad) MTsN 3 Bantul, Humas, Ketua Komite, para guru dan orang tua/wali siswa kelas 7, 8, dan 9 MTsN 3 Bantul. Acara ini bertujuan untuk membekali para orang tua dengan panduan praktis dalam mendampingi anak di tengah tantangan kehidupan masa kini yang semakin kompleks.

Acara dibuka dengan sambutan dari Kepala Madrasah, yang menyampaikan pentingnya peran orang tua dalam mendampingi anak di tengah berbagai tantangan zaman. Ia menekankan bahwa Parenting Day bukan hanya sekadar acara seremonial, tetapi kesempatan bagi orang tua untuk mendapatkan ilmu dan wawasan baru dalam pengasuhan yang sesuai dengan kebutuhan anak-anak saat ini. "Kita berharap, dengan ilmu dan panduan yang kita dapatkan hari ini, kita dapat menjadi orang tua yang tidak hanya mendidik, tetapi juga membimbing anak-anak kita dengan cara yang tepat, sehingga mereka tumbuh menjadi pribadi yang kuat, cerdas, dan berakhlak," ujarnya.

Ketua Komite MTsN 3 Bantul, H. Turmudzi, turut memberikan sambutan yang menyoroti betapa kompleksnya tantangan yang dihadapi oleh para orang tua di era digital saat ini. Menurutnya, para orang tua perlu terus belajar dan beradaptasi dalam mendampingi anak-anak yang tumbuh di tengah era informasi yang sangat terbuka. "Sebagai komite, kami mendukung penuh program-program yang dapat memperkuat ikatan antara orang tua dan anak serta memupuk pendidikan karakter sejak dini di lingkungan keluarga," ungkap H. Turmudzi.

Mengawali acara, Siti Muyassarotul Hafidzoh menampilkan beberapa kasus nyata yang belakangan marak terjadi. Diantaranya  adalah kasus anak di Surabaya yang menjadi korban pengeroyokan temannya dengan modus diundang melakukan COD paket. Ada juga peristiwa bunuh diri remaja di Bekasi yang menggambarkan kerapuhan mental generasi muda. Selain itu, ia mengangkat kasus kekerasan seksual yang menjadi tontonan di ruang kelas SD di Demak dan tragedi anak yang mencaci bahkan meludahi ibu kandung hanya karena permasalahan seputar HP.

Siti Muyassarotul Hafidzoh, menggambarkan betapa pentingnya peran orang tua sebagai teladan dan pelindung bagi anak-anak. Fenomena ini, menunjukkan perlunya kesadaran yang lebih dalam dari para orang tua untuk mendampingi anak dengan cara yang tepat, mulai dari menjadi teman hingga pelindung sejati.

Orang tua/wali siswa mendengarkan dengan antusias, penjelasan dari narasumber (sumber : dokumentasi madrasah)
Orang tua/wali siswa mendengarkan dengan antusias, penjelasan dari narasumber (sumber : dokumentasi madrasah)

Menjadi Teman Sekaligus Idola bagi Anak

Siti Muyassarotul Hafidzoh menyoroti peran penting orang tua dalam menjadi teman sekaligus idola bagi anak. Dalam hal ini, ia menekankan perlunya orang tua menjadi tempat nyaman bagi anak, di mana anak merasa bebas bercerita atau bertanya ketika menghadapi kesulitan. "Sudahkah kita menjadi teman yang baik bagi anak-anak kita? Apakah mereka merasa nyaman untuk berbagi masalah mereka dengan kita?" tanyanya kepada para peserta.

Sebagai orang tua, menjadi pendengar yang baik sangatlah penting, lanjutnya. Anak-anak membutuhkan figur yang tidak hanya menjadi otoritas, tetapi juga sosok yang dicontoh dan diteladani. "Jika anak kita bahagia saat menghabiskan waktu dengan kita, itu tanda bahwa kita sudah menjadi teman sekaligus idola bagi mereka," tambahnya. Dengan begitu, anak akan merasa aman dalam lingkup keluarga dan tergerak untuk meneladani berbagai nilai positif yang ditanamkan oleh orang tua.

Selain menjadi teman, penting bagi orang tua untuk berperan sebagai pelindung yang dapat memberikan edukasi tepat bagi anak sesuai usianya. Muyassarotul Hafidzoh mengingatkan bahwa salah satu aspek penting dalam menjadi pelindung adalah menyepakati aturan dan batasan yang jelas untuk kebaikan anak. Ini bisa dilakukan dengan cara mengajarkan anak untuk menyelesaikan masalah, mengelola emosi dengan bijak, serta menanamkan tanggung jawab dan kemandirian.

"Apakah kita sudah memberikan edukasi yang tepat dan batasan yang jelas?" tanyanya. Dengan edukasi yang sesuai dan batasan yang dibicarakan bersama, anak akan lebih mudah untuk mengikuti aturan dan merasa terlindungi. Hal ini juga membantu anak untuk mengembangkan kemampuan dalam menghadapi berbagai situasi dengan lebih baik.

Tahapan Mendidik Anak dalam Islam

Dalam sesi selanjutnya, Siti Muyassarotul Hafidzoh menjelaskan delapan tahapan mendidik anak menurut ajaran Islam, yang diambil dari Al Qur'an Surat Luqman. Ia menegaskan bahwa pola pendidikan yang diajarkan oleh Islam ini sangat relevan untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, anrata lain;

  1. Bersyukur kepada Allah SWT - Orang tua diharapkan mengajarkan anak untuk selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah, sebagaimana disampaikan dalam Surat Luqman ayat 12.
  2. Ilmu Tauhid - Anak perlu diajarkan tentang ketauhidan agar memiliki pemahaman bahwa hanya Allah yang berhak disembah (Luqman: 13).
  3. Menghormati Orang Tua - Mengajarkan anak untuk selalu hormat dan menghargai orang tua, sesuai dengan nilai dalam Surat Luqman ayat 14.
  4. Menjalankan Ibadah - Mengajak anak untuk menjalankan sholat 5 waktu sebagai bentuk tanggung jawab spiritual.
  5. Kesabaran - Mendidik anak agar bersabar menghadapi setiap cobaan dan ujian dalam kehidupan.
  6. Menjaga Bumi - Mengajarkan anak untuk peduli pada lingkungan dan menjadi manusia yang rendah hati serta tidak sombong (Luqman: 18-19).
  7. Selalu Berdzikir - Mengajak anak untuk selalu mengingat Allah kapanpun dan di manapun, mengajarkan anak untuk selalu terhubung dengan Sang Pencipta.

Menurut Siti Muyassarotul Hafidzoh, tahapan ini bisa menjadi panduan bagi orang tua untuk menanamkan nilai-nilai Islam yang kuat sejak dini, sehingga anak tumbuh menjadi individu yang berakhlak dan berkarakter

Selain pembahasan tentang peran orang tua, Siti Muyassarotul Hafidzoh juga menyinggung pentingnya bahasa cinta dalam membina hubungan yang harmonis dengan anak. Orang tua bisa menunjukkan cinta kepada anak melalui beberapa cara, antara lain: 

       1. Sentuhan Fisik: Memberikan pelukan atau sentuhan hangat kepada anak untuk menumbuhkan perasaan nyaman.

  1. Melayani dengan Baik: Menunjukkan bahwa anak diperhatikan dengan melakukan hal-hal kecil yang bermakna.
  2. Kata-Kata Afirmasi: Mengucapkan kata-kata positif yang membuat anak merasa dihargai.
  3. Memberikan Hadiah: Memberikan hadiah sebagai bentuk penghargaan, meskipun kecil.
  4. Quality Time: Menghabiskan waktu berkualitas bersama anak, yang sangat berharga dalam mempererat hubungan.

Sesi parenting ini ditutup dengan ajakan kepada para orang tua untuk lebih terbuka dalam mendengarkan, memahami, dan mendukung anak-anak mereka. Muyassarotul Hafidzoh menekankan bahwa pendidikan anak di rumah sama pentingnya dengan pendidikan di sekolah. Dengan menjadi teman dan pelindung yang baik, anak-anak akan merasa lebih percaya diri dan siap menghadapi dunia luar dengan karakter yang kuat.

Narasumber bersama Ketua Komite, Kamad dan Waka MTsN 3 Bantul (sumber : dokumentasi madrasah)
Narasumber bersama Ketua Komite, Kamad dan Waka MTsN 3 Bantul (sumber : dokumentasi madrasah)

Kepala MTsN 3 Bantul menyampaikan bahwa acara ini akan diadakan secara berkala dengan tujuan meningkatkan kualitas pendidikan di lingkungan madrasah. Ia berharap bahwa dengan adanya keselarasan antara pendidikan di rumah dan sekolah, generasi muda akan tumbuh menjadi pribadi yang tangguh, berkarakter, dan berakhlak mulia (Pjl)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun