Mohon tunggu...
Puji Khristiana
Puji Khristiana Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu rumah tangga 2 anak yang hobi menulis

Bekerja sebagai penulis konten dan blogger

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mulai Agamis hingga Atheis, Inilah 5 Tipe Member Grup Filsafat Facebook

8 Februari 2022   13:01 Diperbarui: 9 Februari 2022   10:19 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Mereka menolak mentah-mentah ilmu filsafat dengan alasan merusak akidah dan keyakinan. Keyakinan adanya tuhan sebagai pencipta dan pengatur alam semesta tidak boleh dirusak begitu saja dengan pemikiran abstrak metafisika seperti filsafat ini.

Kalau buat postingan mirip-mirip seperti ini, "Ketaatanmu tidak bermanfaat untuk-Nya, dan maksiatmu tidak mendatangkan bahaya untuk-Nya. Tuhan memerintah dan melarang itu tidak lain hanya untuk kepentingan dirimu sendiri"

Tapi nyatanya, meskipun mereka menolak, toh masuk juga menjadi member group filsafat. Tujuannya apa coba?

Kedua, Kaum Atheis

Berkebalikan dengan kaum dogmatis atau agamis. Kaum penolak eksistensi tuhan sangat mendukung pemikian filsafat. Tujuan utama masuk ke dalam group filsafat adalah bertemu dengan orang yang sefrekuensi.

Sebut saja mereka adalah kelompok open minded (bahasa halus untuk sebutan atheis). Pengekor pemikiran ahli psikologi, Sigmun Fraud. Dimana ketergantungan manusia pada tuhan lebih dikarenakan ketidakmampuan manusia dalam memaksimalkan akal dan fikirannya.

Atau peniru pendapat pionir paham Marxisme, Karl Marx. Agama hanya sebatas candu. Tempat paling nyaman bagi manusia untuk melarikan segala masalah yang tidak bisa diselesaikannya.

Mereka tidak hanya mempertanyakan eksistensi tuhan. Tapi sudah pede sekali mengampanyekan penolakan adanya tuhan. Seperti salah satu postingan berikut ini.

"Bukan tuhan yang menciptakan manusia. Tapi manusialah yang menciptakan sosok tuhan dalam fikirannya."

Postingan yang terkesan simpel. Bahkan mungkin ditulis sambil ngupil. Tapi sukses telak mengundang ratusan komentar dengan jawaban yang beragam. Banyak yang setuju, sedikit yang kontra, selebihnya hanya silent reader yang tidak mau ikut perang pendapat. Termasuk saya.

Ketiga, Kaum Moderat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun