Mohon tunggu...
Puji Hanifah
Puji Hanifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pandangan George Herbert Mead tentang Interaksionisme Simbolik

11 Oktober 2022   01:33 Diperbarui: 11 Oktober 2022   01:38 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

George Herbert Mead lahir pada tanggal 27 Februari 1863 di South Hadley Massachusetts. Beliau mendapat gelar Sarjana Muda pada tahun 1883 di Oberlin College. 

Kemudian pada tahun 1887 melanjutkan kuliah di Universitas Harvard dan Universitas Leipzig. Setelah lulus, beliau memutuskan untuk menjadi dosen di Universitas Michigan pada tahun 1891, dan beralih ke Universitas Chicago tahun 1894 karena diundang oleh John Dewey. Mead merupakan ahli utama dalam teori interaksionisme simbolik. 

Interaksionisme simbolik sendiri dikenal sebagai mazhab Chicago. Kontribusi besar pemikiran Mead dijelaskan dalam karyanya Mind, Self and Society (dipublikasikan pada tahun 1934) yang merupakan kumpulan catatan mahasiswanya. Ia meninggal pada tahun 1931 di rumah sakit akibat penyakit gagal jantung yang dideritanya.

Menurut beliau komunikasi antar individu berlangsung melalui proses pertukaran simbol serta pemahaman simbol-simbol tersebut. Mead berpendapat bahwa ide dalam teori ini didasari oleh sebuah simbol, karena simbol adalah suatu konsep penting yang membedakan manusia dari binatang. 

Simbol dapat muncul karena seorang individu perlu berinteraksi dengan individu lainnya. Dalam proses interaksi akan selalu ada suatu tindakan atau perbuatan yang didasari dengan pemikiran. Jadi dalam bukunya beliau berpendapat bahwa yang muncul lebih dahulu adalah masyarakat bukan pikiran, pikiran muncul dalam diri masyarakat tersebut.

Prinsip dasar teori ini yaitu manusia dibekali kemampuan berpikir tidak seperti binatang, karena manusia memiliki kemampuan berpikir maka ia bisa mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya. Kemampuan berpikir ini dapat terbentuk melalui interaksi sosial, semakin sering berinteraksi maka kemampuan berpikir seseorang juga akan semakin berkembang. 

Selama proses interaksi sosial terjadi, manusia mempelajari makna dan simbol yang dapat membuat mereka menggunakan kemampuan berpikirnya. Kemudian kemampuan manusia dalam mengubah makna dan simbol yang digunakan pada suatu tindakan serta interaksi bisa ditafsirkan berdasarkan situasi tertentu yang sedang dihadapi. 

Hasil penafsiran simbol dan makna dapat membuat manusia melakukan tindakan khusus dan berinteraksi. Seorang individu dapat membuat suatu kebijakan modifikasi dan perubahan karena kemampuan berinteraksinya dengan diri sendiri memunculkan peluang tindakan dan pilihan atas tindakan sebelumnya. Pola interaksi dan tindakan yang saling berkaitan dan bersifat kolektif dapat membentuk suatu kelompok sosial dan masyarakat. 

Akar utama dari teori ini mengacu pada Filsafat Pragmatisme dan Behaviorisme Psikologis.

  1. Pragmatisme memiliki asumsi:

Suatu realitas diciptakan secara aktif dengan tindakan dalam dunia nyata, berarti suatu realitas bukan hanya ada dalam pikiran manusia tetapi juga bisa diamati dan dilihat. Kemudian ingatan dan pengetahuan didapat berdasarkan kondisi di dunia nyata yang telah terbukti berguna bagi kehidupan manusia. Selanjutnya, manusia mendefinisikan objek sosial atau fisik sosial menurut fungsi atau kegunaannya. 

Terakhir, pemahaman atas seorang individu berdasarkan pada perilakunya dalam kenyataan, semakin seseorang mengalami pengalaman yang nyata akan menguatkan pikiran manusia. 

  1. Behaviorisme Psikologis memiliki asumsi:

Perilaku manusia tidak sama dengan perilaku hewan karena manusia memiliki akal dan dapat berpikir. Kemudian tindakan manusia dilakukan atas dasar suatu proses metal. Manusia merupakan aktor kreatif, yang dimana bisa memiliki cara berpikir yang terus berkembang. 

Konsep-konsep penting dalam Interaksionisme Simbolik

  1. Prioritas sosial, maksudnya suatu kelompok sosial muncul lebih awal dan kelompok sosial menghasilkan perkembangan mental dan kesadaran diri. 

  2. Tindakan sosial, menurut Mead tindakan manusia tidak sama dengan tindakan binatang karena manusia memiliki pikiran yang akan terus berkembang seiring berjalannya waktu.

  3. Sikap isyarat, menurut beliau hal ini merupakan bagian dari tindakan sosial yang dimana dalam suatu tindakan manusia pasti memiliki motif atau sikap dan ada isyarat atau simbol yang akan diterjemahkan dari dilakukannya tindakan tersebut. 

  4. Simbol-simbol signifikan, merupakan gerak isyarat yang diciptakan manusia dan menjadi respon atas informasi pada manusia. 

  5. Pikiran, menurut beliau pikiran merupakan bagian dari proses percakapan individu dengan dirinya sendiri, pikiran dalam berkembang menjadi suatu fenomena sosial.

  6. Diri, yaitu kemampuan menjadikan subjek atau objek dengan aktivitas dan hubungan sosialnya. Diri memiliki hubungan dialektis dengan pikiran sosialnya.

  7. Masyarakat, merupakan bagian dari proses sosial yang tidak pernah berhenti yang mendahului pikiran dan diri dari seorang individu.

Tindakan terbentuk dari 4 proses yaitu:

  1. Impuls: setiap tindakan manusia muncul karena adanya rangsangan atau dorongan. 

  2. Persepsi: suatu pandangan untuk menanggapi dorongan atau rangsangan yang diterima

  3. Manipulasi: suatu proses mempertimbangkan baik dan buruk suatu tindakan pada diri individu itu sendiri

  4. Konsumsi: proses mengeksekusi suatu dorongan atau rangsangan menjadi suatu tindakan nyata.

Konsep Mind (pikiran) dan Self (diri)

  1. Mind, bersifat sosial karena hal ini berkembang melalui suatu proses interaksi sosial. Tindakan yang menggunakan simbol-simbol dan mengarahkan simbol tersebut menjadi self atau diri, jadi pikiran akan mengubah simbol-simbol yang dapat membentuk diri seseorang. Dengan pikiran manusia bisa memanipulasi sebuah simbol. Aktivitas pikiran dapat berupa suatu komunikasi dengan diri sendiri atau dengan orang lain.

  2. Self, terbagi menjadi dua yaitu bisa jadi subjek atau objek. Sebagai subjek tanggapan spontan individu terhadap orang lain atau situasi, sumber utama yang baru dalam suatu proses sosial, sesuatu yang dicari dan berhubungan dengan definisi diri serta kepribadian definitif dan bersifat kreatif. Sebagai objek tanggapan tidak langsung individu terhadap orang lain, bukan sumber utama dalam proses sosial, tidak memungkinkan terbentuknya kepribadian definitif dan bersifat kontrol sosial. Self dapat terbentuk melalui tiga tahap yaitu play stage (tahap dimana individu belajar menjadi subjek dan objek dengan merespon segala yang ia ketahui), game stage (tahap dimana individu mulai memainkan peran dan menemukan apa yang akan dilakukan sambil menyesuaikan diri dengan peran orang lain) dan generalized other (tahap dimana individu sudah bisa membentuk kepribadian atau sikap). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun