Owa Jawa (Hylobates moloch) adalah jenis binatang yang terancam punah. Akibat ulah tangan manusia, satwa yang sangat penting bagi kelestarian hutan itu makin tersingkir. Owa Jawa menyebarkan biji-bijian dari buah yang mereka makan, dan itu berarti menjaga kelestarian hutan. Dengan begitu keberadaan Owa Jawa adalah indikator dari kualitas hutan yang juga baik.
Namun sayangnya, di seluruh dunia ini populasi Owa Jawa diperkirakan hanya 2000-4000 ekor. Di Indonesia, Owa Jawa juga hanya tersebar di daerah Jawa bagian barat. Hal itu menunjukkan habitat mereka yang tidak cukup luas. Oleh sebab itu diperlukan upaya konservasi, agar keberadaan mereka bisa terus dipertahankan.
Langkah itulah yang dilakukan oleh Pertamina. Â Melalui anak usahanya, Pertamina EP, perhatian yang sangat tinggi terhadap konservasi lingkungan dan satwa liar terus dilakukan pertamina. Â
"Kerja sama konservasi Owa Jawa telah dilakukan oleh Pertamina EP Asset 3 Subang Field sejak tahun 2013," kata Field Manager Pertamina EP Asset 3 Subang Field Djujuwanto, sebagaimana dikutip CNBC 27 Oktober 2020.
Komitmen Pertamina untuk ikut melestarikan alam sejak 2013 itu patut didukung. Pertamina memang tidak bekerja sendiri, untuk  melakukan konservasi Owa Jawa itu Pertamina EP Asset 3 Subang Field bekerja sama dengan Yayasan Owa Jawa, juga Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (KLHK RI).
Baru saja, dua Owa Jawa dilepas-liarkan pada Selasa 17 Oktober 2020. Nama keduanya adalah Ukong dan Gomey yang merupakan pasangan keluarga Owa Jawa. Lokasi tempat mereka dilepasakan adalah kawasan Gunung Puntang. Hal itu dilakukan setelah ditempuh proses habituasi selama tiga bulan. Habituasi dilakukan agar Owa Jawa kembali memiliki naluri untuk bertahan hidup di alam liar.
Tidak hanya berhenti pada upaya konservasi, Pertamina juga melakukan kegiatan pendukung. Misalnya memberikan edukasi tentang pentingnya Owa Jawa ke sekolah-sekolah. Pertamina juga memberdayakan masyarakat di sekitar kawasan tempat Owa Jawa hidup. Tujuannya agar masyarakat tidak hidup dari berburu dan merambah hutan.
Melalui program Melintang atau Masyarakat Peduli Alam Puntang, Pertamina EP Asset 3 Subang Field mengubah kebiasaan masyarakat merusak hutan dan berburu hewan terancam punah seperti Owa Jawa. Caranya, yaitu melalui mengembangkan kegiatan usaha kopi dan wisata. Dengan kondisi perekonomian yang meningkat, masyarakat dengan sendirinya akan menghentikan kebiasaan buruk itu. Karena mereka berburu dan merambah hutan disebabkan tuntutan ekonomi.
Sebenarnya ada beberapa Owa Jawa lain yang sedang menunggu pelepas-liaran. Owa Jawa lainnya itu adalah Labuan, Lukas, Nofri dan Yossi. Menurut Pertamina, satwa-satwa itu dulunya adalah milik warga Jawa Barat dan Banten. Mereka menyerahkan satwa-satwa itu setelah mendapatkan pemahaman, bahwa hewan itu terancam punah. Dan sebagian dari satwa itu adalah hasil sitaan Balai Konservasi Sumber Daya Alam.
Jika dihitung sejak 2013, Pertamina telah melepaskan tiga puluh Owa Jawa di kawasan Gunung Puntang. Mereka yang telah dilepaskan itu sebelumnya telah diupayakan untuk kembali memiliki sifat-sifat liar, misalnya bisa mencari makan sendiri, memiliki kemampuan untuk menghindari ancaman predator dan bisa berkembang biak.
Langkah pertamina melalui anak perusahaannya itu patut mendapatkan apresiasi. Sebab keberadaan satwa terancam punah tersebut menandakan kemampuan kita untuk melestarikan alam. Sudah banyak binatang khas Indonesia yang dinyatakan punah. Di masa lalu, bolehlah kita mengutuk kebodohan. Tapi alangkah ruginya bangsa ini jika hal itu tidak segera dicegah. Padahal sudah sedemikian majunya zaman dan meratanya pendidikan.
Padahal ketika alam sudah demikian hancur dan tidak seimbang, maka akibat buruknya akan berbalik menyerang manusia. Di saat itu yang celaka bukan hanya mereka yang merusaknya, tapi semua umat manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H