Problem terbesar bagi kendaraan listrik adalah mahalnya harga baterai dan lamanya waktu mengecas. Namun jika melihat perkembangan terkini, di Indonesia saja sudah didirikan pabrik baterai di Morowali, Sulawesi Tengah. Tesla kabarnya juga sudah membangun pabrik baterai di sana. Dengan begitu harga baterai tak lama lagi akan semakin murah.
Teknologi yang mempercepat waktu untuk mengecas mobil listrik juga terus ditingkatkan. Pabrikan mobil mewah seperti BMW dan Porsche mengklaim sudah menemukannya. Alat mereka mampu mengecas baterai secara penuh hanya dalam waktu lima belas menit.
Mereka memiliki tempat pengisian hingga 450 kW, jauh lebih besar dari punya Tesla yang hanya 120 kW. Meskipun kemudian muncul problem selanjutnya, ketahanan baterai untuk menerima tenaga sebesar itu belum ada. Namun para ilmuwan tentu akan segera menemukan jawabannya.
Indonesia masih belum terlihat bersiap menyongsong masa peralihan itu. Orang-orang masih nyaman dengan energi fosil dan kendaraan yang begitu banyak onderdilnya.Â
Namun jika membaca kecenderungan bangsa ini, ketika ada satu tren baru mulai masuk, mereka akan dengan serempak mengikutinya. Mereka hanya menunggu trigger, sebuah dorongan yang membuat mereka berbondong-bondong ke sana.
Secara global, masa peralihan dari kendaraan konvensional ke kendaraan listrik sedang berjalan. Indonesia mestinya juga melihat ke arah sana. Jangan sampai saat dunia luar telah ramai mengindustrialisasikannya, lagi-lagi negara kita hanya jadi konsumen dan penonton saja.
PLN sebagai aktor penting peralihan zaman itu seharusnya juga telah mempersiapkan diri dari sekarang. Sebab transisi itu sedang berjalan dan tak dapat dielakkan. Di pundak perusahaan setrum itulah masa depan kendaraan listrik dipercayakan.
Puji Handoko
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H