Mohon tunggu...
puji handoko
puji handoko Mohon Tunggu... Editor - laki-laki tulen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hidup untuk menulis, meski kadang-kadang berlaku sebaliknya.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Layang-layang Berbuah Petaka: Travo Meledak, Beberapa Kecamatan Mati Lampu

22 September 2020   11:50 Diperbarui: 22 September 2020   12:06 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam kejadian meledaknya travo di Desa Majan itu, petugas PLN akhirnya bisa menemukan pemilik layangan tersebut. Namun pelakunya yang seorang laki-laki berusia 26 tahun itu tidak diseret ke ranah hukum. Ia hanya diminta membuat surat pernyataan tidak akan mengulangi perbuatannya. Mungkin karena faktor kasihan atau karena pertimbangan kemanusiaan.

Padahal sepatutnya pelaku kelalaian seperti itu diberikan efek jera. Sebab jika melihat terlalu seringnya kejadian mati lampu akibat layangan, ini adalah persoalan serius yang harus segera diambil tindakan tegas. Masyarakat dan aparat penegak hukum harus pro aktif untuk mencegah kejadian serupa. Siapapun pelakunya harus diberi hukuman setimpal.

Bermain layangan tidak melanggar hukum, selama dilakukan dengan pengawasan dan penuh tanggung jawab. Tapi jika sampai merusak aset negara dan merugikan orang banyak, itu bentuk kelalaian yang diancam dengan hukuman penjara. Banyak orang yang tidak sadar dengan akibat yang bisa ditimbulkan dari bermain layangan. Semakin besar ukurannya, semakin tinggi risiko yang ditimbulkannya.

Sudah semestinya diberikan efek jera bagi pelakunya, agar yang lain sadar bahayanya. Karena jika setiap pelaku yang terbukti bersalah dilepaskan sebab kasihan, kerugian yang besar akan terus terjadi karena ulah mereka. Dan orang-orang yang tidak tahu apa-apa harus ikut menanggung akibatnya. Enak betul mereka.

Puji Handoko

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun