Lebih lanjut, Kemendagri juga melakukan imbauan pada pemerintah daerah untuk melakukan sosialisasi terhadap masyarakat, terkait pembangunan Pertashop itu. Jangan sampai niat baik untuk membangun poros perekonomian baru tidak ditindaklanjuti dengan menggeliatnya inovasi lain.
Menurut data Pertamina, dari 4.308 outlet Pertashop dalam target rencana pembangunan, sampai saat ini Pertamina telah mewujudkan pembangunan 500 unit Pertashop di 23 provinsi. Jumlah itu terus ditambah seiring telah dipetakannya daerah-daerah potensial dan berkembang.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, target di 2020 pembangunan Pertashop akan menjangkau 3.827 kecamatan yang belum memiliki lembaga penyalur BBM dan LPG. Pertashop juga diutamakan untuk UMKM dan lembaga usaha yang dikelola desa.
"Pertamina akan memprioritaskan pelaku UMKM serta lembaga usaha yang ada di desa sebagai pengelola Pertashop," kata Nicke.
Pada mulanya, Pertashop adalah perwujudan Program pertamina One Village One Outlet (OVOO). Sesuai dengan visi program itu, Pertashop akan menjadi pusat ekonomi baru yang membawa kesejahteraan bagi masyarakat desa. Apalagi jika gerai penjual BBM dan gas itu nantinya dikelola oleh lembaga desa setempat. Keuntungan yang didapatkan akan digunakan sepenuhnya untuk masyarakat desa.
Pertashop adalah perwujudan dari energi yang berkeadilan. Dengan kualitas, keamanan dan harga yang terjamin, ia akan menjadi pendorong berkembangnya pembangunan di desa-desa.Â
Memang dibutuhkan imajinasi dari masyarakat setempat untuk mengembangkan ekologi ekonomi baru di sekitar Pertashop itu. Untuk itulah pertamina menggandeng Kemendagri guna mewujudkannya. Karena kerja besar seperti ini memang tak bisa dilakukan sendiri-sendiri.
Puji Handoko
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H