Keseriusan Pertamina untuk menggerakkan ekonomi di desa-desa bukan hanya sekadar jargon. Hal itu terlihat dari sinergi yang dilakukan oleh perusahaan pelat merah itu dengan intansi lain.Â
Contohnya pembangunan Pertashop, gerai mini penjual BBM itu terus dibangun di banyak tempat. Tidak tanggung-tanggung, jumlah Pertashop yang hendak di bangun berjumlah 4.308 Pertashop.
Untuk merealisasikan rencana itu, Pertamina bekerja sama dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Republik Indonesia. Sinergi itu selanjutnya ditindaklanjuti dengan pembinaan terhadap pemerintah daerah dan desa. Agar tumbuh pola inovasi lainnya yang didorong oleh Pertashop tadi. Sehingga nantinya Pertashop adalah pemicu lahirnya usaha-usaha lain.
Selain sebagai pemicu, program semacam itu juga bertujuan mengajarkan manajemen pada masyarakat desa. Sebab kebanyakan dari mereka masih menggunakan pola bisnis yang sederhana. Oleh sebab itu, Kemendagri melalui Ditjen Bina Pemerintahan Desa yang bekerjasama dengan Pertamina membuat skema pengembangan.
"Nantinya dapat menumbuhkan simpul-simpul jaringan pemberdayaan untuk memperkuat ekonomi lokal," kata Menteri Dalam Negeri M Tito Karnavian, sebagaimana dikutip Kompas.com pada Selasa, 18 Agustus 2020.
Dengan begitu, Pertashop nantinya tidak berdiri sendiri. Tetapi ia akan mengembangkan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di pedesaan. Sebagai simpul, pertashop juga akan mendorong tumbuhnya inovasi desa melalui kemitraan yang terjalin.Â
Pertashop tidak hanya menjual BBM (Bahan Bakar Minyak), tapi juga LPG (Liquefied Petroleum Gas) dan pelumas dengan kualitas dan harga sama dari Pertamina.
Langkah itu sebagai pemotong mata rantai yang membuat harga jual BBM dan LPG relatif lebih mahal di desa-desa. Juga untuk memudahkan keterjangkauan. Masyarakat desa tidak perlu pergi jauh hanya untuk mendapatkan suplai BBM dan gas. Dengan reorientasi dan pembinaan. Masyarakat desa diharapkan akan mampu mengejar pembangunan dengan energi yang berkeadilan.
Sinergi Pertamina dan Kemendagri adalah model baru dalam memandang pembangunan dari desa. Dengan paradigma baru itu, desa bukan lagi pemeran figuran dalam wacana pembangunan nasional. Desa adalah motor penggerak pembangunan dari pinggir.Â
Dalam kerja sama itu Pertamina bertugas menyediakan hal-hal teknis, sementara Kemendagri dengan birokrasi yang dimilikinya, melakukan pemetaan lokasi potensial dengan omzet 400 liter per hari.