Perayaan hari kemerdekaan begitu semarak di seluruh wilayah Indonesia. Beragam kegiatan dilakukan. Hal itu demi penghayatan terhadap patriotisme para pejuang kemerdekaan. Merayakan kemerdekaan dengan gembira adalah salah satu upaya bersyukur atas perjuangan mereka. Karena, tujuan utama dari kemerdekaan itu agar generasi penerus dapat hidup bebas tanpa merasakan penjajahan.
Hal itu pula yang dilakukan di Tomohon, Sulawesi Utara, atlet paralayang melakukan atraksi terjun payung pada 17 Agustus 2020. Tapi sayangnya, ada salah satu yang tersangkut pada jaringan transmisi Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 70 kiloVolt Tomohon -- Tasikria T13-14, saat melakukan atraksinya.
Sontak saja orang-orang menyaksikan peristiwa itu dengan ngeri. Pasalnya bukan hanya soal ketinggian. Kabel baja tempat bergelantungana penerjun payung itu dalam kondisi teraliri listrik bertegangan tinggi. Untungnya PLN segera bergerak cepat. Dengan menerjunkan tim Petugas Dalam Keadaan Bertegangan (PDKB) Teganggan Tinggi PLN UPT (Unit Pelayanan Transmisi) Manado, penerjun payung itu berhasil diselamatkan.
Tim PDKB adalah satuan khusus PLN yang menangani kegiatan ekstra berbahaya. Satuan ini seperti pasukan khusus dalam kemiliteran. Petugas yang terpilih adalah mereka yang telah lolos ujian ketat. Di antaranya punya nyali di atas rata-rata. Petugas itu juga telah menyadari dan siap menghadapi risiko dari tugasnya yang sangat berbahaya. Kondisi fisiknya juga sudah barang tentu sangat fit dan selalu terjaga.
Maka hanya dalam waktu sekitar dua jam proses evakuasi penerjun payung bisa dilakukan dengan selamat. Padahal jika melihat posisi tersangkutnya penerjun payung itu sangat menyulitkan proses penyelamatan. Beruntunglah berkat pengalaman satuan khusus PLN dalam melakukan tugas berbahaya, petugas itu bisa melakukannya dengan tenang dan cepat.
Nama petugas itu adalah Akrim Fajar. Ia adalah seorang pemuda kelahiran Sinjai, Provinsi Sulawesi Selatan yang kini berusia 28 tahun. Akrim adalah salah satu anggota satuan khusus PLN yang bertugas di tim Pekerjaan dalam Keadaan Bertegangan - Tegangan Tinggi (PDKB TT) di Unit Pelaksana Transmisi (UPT) Manado.
Dalam proses penyelamatan itu, Akrim menaiki satu demi satu besi pada transmisi. Ia kemudian memanjat dan merayap di atas kabel konduktor dengan cekatan. Tidak terlihat rasa takut atau gentar ketika pemuda murah senyum itu menapaki ketinggian. Setiap gerakannya dilakukan dengan penuh keyakinan.
"Puji syukur kita bisa menurunkan dan menyelamatkan atlet paralayang yang tersangkut," ujar Akrim, sebagaimana tertulis dalam rilis PLN kepada media, 18 Agustus 2020 di Tomohon, Sulawesi Utara.Â
Kata syukur itu patut diucapkan jika mengingat ancaman yang dihadapi saat proses penyelamatan. Dengan sedikit saja kesalahan, bisa jadi penerjun payung itu justru terlepas dari jangkaun. Yang lebih nahas lagi, kabel baja bertegangan tinggi menunggunya jika terpelanting ke sana.
"Ya, kabel itu tentu saja bertegangan, bukan kabel mati. Tegangan dalam kabel itu 70.000 Volt atau lebih dari 300 kali tegangan yang ada di rumah kita." Kata Akrim dengan sungguh-sungguh, wajahnya tampak serius. Kemudian ia kembali berkata, "Kegagalan nol koma sekian persen saja dapat mengakibatkan kecelakaan fatal. Oleh karena itu safety menjadi kunci bagi kami."
Bisa dibayangkan kengerian saat berada di atas kabel baja itu. Namun risiko yang sedemikian besar dilakoni oleh pasukan khusus PLN. Begitulah cara mereka berbakti dan turut mengisi kemerdekaan. Agar arus listrik yang didistribusikan ke masyarakat terus terjaga pasokannya. Akrim dan kawan-kawannya adalah para pemberani yang mendapat amanat untuk memastikan itu.
"Tanggung jawab ini memang besar, karena nyawa taruhannya, tapi dari hati kami bangga bisa menjadi bagian dari PLN. Bekerja dan berjuang sebagai wujud bakti kepada negeri," jelas Akrim.
Kata-kata itu adalah cerminan dari upaya generasi sekarang dalam meniru patriotisme yang diajarkan para pejuang kemerdekaan. Kerelaan untuk berjuang dengan bertaruh nyawa, agar banyak orang merasakan kenyamanan. Perjuangan yang seringkali tidak dianggap, namun dilakukan dengan sepenuh hati oleh mereka. Akrim adalah contoh pembuktian dari kredo Penyair Rendra, "Kesadaran adalah matahari, kesabaran adalah Bumi. Keberanian menjadi cakrawala dan perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata..."
Puji Handoko
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H