Banyak orang mengeluh ketika terjadi pemadaman listrik. Beberapa dari mereka menganggap itu bukan kerja profesional. Perbandingan yang paling sering dilakukan adalah dengan Singapura. Padahal ada beberapa hal yang membuat Indonesia tak bisa dibandingkan dengan Singapura.
Pertama soal cadangan listrik (reserve margin), singapura punya 100%, Indonesia sekitar 30%. Cadangan ini adalah listrik nganggur yang terbuang percuma. Singapura membebankan listrik yang terbuang ini pada tagihan warganya. Oleh sebab itu harga listrik di sana sangat mahal.
Kedua, luas wilayahnya berbeda jauh. Infrastruktur kelistrikan yang dibangun berkali-kali lebih besar dan luas. Indonesia juga negara kepulauan. Sulit untuk menjangkau seluruh pulau dengan kabel. Paling mungkin adalah membuat pembangkit kecil di pulau-pulau itu. Ini tentu membutuhkan biaya yang sangat besar.
Kemudian yang ketiga, soal distribusi. Singapura menggunakan kabel tanam. Maklum negaranya kecil sekali. Indonesia menghadapi masalah pohon, ditubruk truk, gangguan layangan, karena menggunakan kabel di atas tanah. Padahal secara rutin pohon-pohon itu selalu ditebang, layangan juga dibersihkan.
Tapi karena negara kita subur, pohon-pohon itu cepat sekali besarnya. Penebangan pohon juga tak bisa dilakukan sembarangan. PLN harus meminta izin pada pemerintah setempat.
Contoh pemangkasan pohon yang terlalu dekat kabel listrik sebagaimana dilakukan oleh Unit Pelayanan Pelanggan (ULP) PLN Kraksaan, Probolinggo, Jatim. Ada ribuan pohon yang dipangkas sejak Januari hingga Agustus 2020. Pemangkasan itu dilakukan agar jaringan listrik tidak terganggu.
Mengutip Jawapos, setiap harinya rata-rata PLN Kraksaan melakukan pemangkasan 60 pohon. Pemangkasan itu dilakukan di tiga belas kecamatan di wilayah kerjanya. Yakni, Paiton, Kotaanyar, Pakuniran, Besuk, Kraksaan, Pajarakan, Krejengan, Gading, Krucil, Tiris, Maron, Banyuanyar, dan Gending.
"Sedikitnya ada empat regu yang tiap harinya keliling untuk memebersihkan pohon tersebut. Kalau dari januari suadah ada ribuan pohon yang kami bersihkan," kata Manajer ULP PLN Kraksaan Hendy Pranata, Selasa 4 Agustus 2020.
Pembersihkan itu dilakukan dengan tiga cara, yakni perabasan, pemangkasan dan penebangan. Masing-masing memiliki batasan dan teknik berbeda.
Perabasan adalah proses pemotongan ranting-ranting kecil yang dekat dengan kabel sekitar tiga meter. Caranya dengan naik ke atas pohon. Cara ini paling berisiko, karena petugas berada di ketinggian yang cukup membahayakan.
Meski begitu, perabasan adalah yang paling sering dilakukan, sebab ia lebih cepat proses pengerjaannya. Meskipun ranting itu juga akan cepat tumbuh kembali.
Sedangkan pemangkasan adalah proses pembersihan dengan cara memotong bagian dahan. Jika perabasan sasarannya adalah ranting kecil, pemangkasan menargetkan cabang yang cukup besar. Sehingga pohon yang dipangkas biasanya terlihat gundul.
Untuk mencapai bentuk semula dibutuhkan waktu agak lama. Untuk itu harus dipastikan waktu pemangkasannya. Jangan sampai pohon mati karena tidak ada kesempatan untuk mengolah nutrisi.
Selanjutnya yang paling berat adalah penebangan. Proses ini paling menyita waktu, sebab dilakukan dari bawah. Semua pengguna jalan harus dihentikan sesaat agar tidak tertimpa. Penebangan biasanya dilakukan ketika pohon itu sendiri sebenarnya sudah separuh tumbang. Umumnya karena angin kencang atau struktur bawahnya yang tidak kuat.
Pembersihan cabang-cabang pohon itu dilakukan ketika aliran listrik dipadamkan. Sebab sangat berbahaya jika kondisi aliran listrik masih menyala. Kecuali jika memang prosesnya memungkinkan.
Proses pemeliharaan seperti inilah yang membuat aliran listrik terpaksa sering dipadamkan. Semua itu demi menjaga kelangsungan pasokan. Jangan sampai pohon itu dibiarkan tumbuh sangat tinggi dan menyebabkan hubungan pendek. Jika itu terjadi, proses perbaikannya akan sangat lama.
Memang proses pemadaman paling sering dilakukan karena terjadi gangguan. Entah ranting pohon, layangan, atau karena ada gangguan pada tiang penyangganya. Kadang-kadang karena ada genangan sebab hujan lebat. Aliran terpaksa dipadamkan agar tidak membahayakan nyawa.
Inilah yang membuat masyarakat harus memaklumi. Jangan membandingkan dengan Singapura, sebab kondisi negara kita berbeda. Kewajiban PLN adalah mengumungkan sebelum proses pemeliharaan jaringan dilakukan. Tujuannya agar masyarakat terdampak bersiap-siap sebelumnya. Semua itu dilakukan demi kebaikan bersama.
Puji Handoko
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H