Saat mindahin handphone suami terbaca di casingnya "jangan berhenti berbuat baik", spontan saya nyeletuk, " Sesekali berbuat tidak baik, boleh kan? "
Gegara celetukan tersebut malah jadi bahan diskusi panjang lebar. Suami menjawab, "Ya tidak bolehlah, kalau seperti itu berarti ada niat"
Berbuat jahat itu lebih berat tingkat kejahatannya ketika direncanakan. Dengan ada niatan berarti ada unsur kesengajaan. Berarti sudah dipersiapkan segala sesuatunya, sarana pendukungnya dan lain-lain.Â
Belum lagi ketika yang dianggapnya hanya sesekali ternyata menjadi keterusan. Yang awalnya niatnya hanya satu atau dua kali malah jadi kecanduan.Â
Yang sekali itu tidak mesti jadi keberuntungan. Bisa jadi yang sekali itu menjadi hari sialnya, menjadi apesnya. Sekali tetapi langsung menjerumuskan. Sekali tetapi akibat dan dampaknya luar biasa. Sekali tetapi sangat signifikan merubah hidupnya.Â
Hal semacam itu sudah banyak contohnya. Pasangan pacaran yang mencoba berhubungan seksual, baru sekali tetapi langsung hamil. Mereka tidak berniat punya anak di luar nikah, tapi yang sekali itu langsung merubah status secara drastis. Menjadi orang tua paksaan.Â
Pencuri yang baru pertama kali. Awalnya mungkin tidak ada niatan, tetapi karena ada kesempatan misal lihat barang berharga dan kondisi sepi tiba-tiba langsung diambilnya. Tetapi karena ketahuan akhirnya langsung digebuki dan masuk penjara atau malah meninggal dunia. Sekali dan pertama tetapi untuk terahir. Akhir yang sungguh tidak terduga. Akhir yang tidak baik dalam kehidupannya.Â
Makanya jangan berniat tidak baik. Walau belum tercatat sebagai perbuatan buruk oleh malaikat, namun setidaknya niat itu akan mengarahkan perilaku. Jika sudah berniat jelek maka langkahnya juga akan berpengaruh. Dengan niat kurang baik langkah akan melenceng kepada ketidak baikan.Â
Untuk itu jangan lelah berbuat baik. Berkomitmen selalu untuk berbuat baik. Jangan lelah berada pada kebaikan dan ajaklah yang lain untuk berbuat baik. Berbuat baik jangan sendirian. Dengan punya dukungan, memiliki support system maka kebaikan itu akan lebih langgeng. Ada motivasi ketika mulai menurun. Ada pendorong ketika mulai tidak istiqomah.Â
Rupanya obrolan yang hanya sambil lalu ternyata memiliki hikmah. Akhirnya moto yang tertulis di HP malah jadi pembahasan menarik.Â
Walau seperti dikuliti karena nyeletuk yang kurang enak didengar, namun akhirnya jadi nasehat untuk diri juga. Bagus juga kalau sekiranya obrolan tadi jadi bahan tulisan.Â
Pagi yang lumayan hangat di meja makan ketika sarapan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H