Mohon tunggu...
Puji Hastuti
Puji Hastuti Mohon Tunggu... Dosen - DOSEN POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

Dosen Poltekkes Kemenkes Semarang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bukan Tentangmu

1 Maret 2022   06:33 Diperbarui: 1 Maret 2022   10:17 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ah, Aku masih saja terjebak dalam perasaan itu. Rasa yang sama sejak beberapa tahun terahir. Sudah begitu lama tak bertemu tapi kehadiranmu di media sosial selalu menjawab penasaranku. Sedang apa kamu di sana? Apa aktivitasmu sekarang?

Bahkan cerita keseharianmu menjadi konsumsiku kini. Aku menikmati rasa itu. Aku biarkan dia ada dalam hatiku. Memenuhi rongga dadaku hingga setiap detik dan waktu engkau hadir dalam pikiran dan perasaanku.

Waktu tak menghilangkan rasa yang ada. Waktu tak memudarkan getar-getar halus yang timbul di sana. Waktu tak memulihkan dan mengembalikan kondisiku pada situasi sebelum engkau hadir.

Kesanmu amat kuat. Kehadiranmu begitu membekas. Walau aku tak tahu bagaimana perasaanmu yang sebenarnya. Walau diriku tak memahami arti kehadiranku bagimu. Tapi rasanya diriku tak perduli karena ini bukan tentangmu tapi tentangku. Tentang hati dan perasaanku padamu.

Walau dalam statusmu engkau selalu bercerita tentang rindumu. Walau dalam postinganmu engkau seolah-olah menjawab apa yang aku tanyakan di media sosialku. 

Tapi selama engkau tak pernah menyampaikan secara langsung aku tak akan menganggap itu adalah rasamu tentangku. Aku tak meyakininya karena memang aku meragukannya.

Pernah suatu ketika aku menyampaikan apa yang ada dalam hatiku, tapi engkau malah menyangsikan dan berharap aku jangan begitu. 

Aku sendiri tak berharap apapun. Aku sendiri tak tak menginginkan rasa itu tumbuh tapi kenapa pertemuan yang sesingkat itu menjadi  duri dalam hatiku.

Pesonamu begitu kuat menarik hatiku. Kesanmu begitu dalam hingga aku tak mampu beranjak hingga sekarang. Walau Aku tak menginginkan dirimu menjadi yang spesial bagiku tapi hari-hari tanpa kehadiranmu terasa hampa.

Interaksi langsung memang  tidak dilakukan. Namun postinganmu yang seolah-olah menjawab apa yang aku rasakan dan dituangkan melalui media sosial membuatku terus terobsesi padamu.

Mengapa rasa ini begitu rumit. Rindu ini konkrit tapi pada sesuatu yang abstrak. Nyata tapi engkau ada di dunia maya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun