Mohon tunggu...
Puji Hastuti
Puji Hastuti Mohon Tunggu... Dosen - DOSEN POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

Dosen Poltekkes Kemenkes Semarang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Akankah Anakku Kuliah di Jurusan yang Dipilih?

22 Maret 2021   12:32 Diperbarui: 22 Maret 2021   14:48 531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari ini untuk kedua kalinya ikut menunggu-nunggu keluarnya hasil SNMPTN. Anakku yang kedua, laki-laki kelas 12 dan sedang ikut seleksi nasional masuk PTN lewat jalur raport ini. Semoga hasilnya baik, bisa diterima di jurusan yang dia pilih.

Berbeda dengan anak yang pertama masuk perguruan tinggi lewat jalur SNMPTN juga, waktu itu anak gadisku ini sering konsultasi. Walaupun posisi waktu itu berbeda provinsi, namun ketika akan mendaftar kuliah lewat jalur ini banyak bertanya dan konsultasi sama orang tuanya. 

Disesuaikan dengan jurusan yang diambilnya  di aliyah, nilai dan prestasi yang dimiliki  anakku meminta kami orang tuanya untuk ikut memikirkan jurusan apa yang akan diambilnya di bangku perkuliahan nanti.

Hampir tiap hari di hari-hari pendaftaran SNMPTN tersebut anak gadisku menelpon, WA untuk bertanya ini itu. Sehingga kami tahu betul apa keinginannya dan bisa memberikan masukan. Dia bersedia menerima masukan-masukan tersebut, termasuk dari guru-gurunya di madrasah. Lebih terbuka dan kami jadi tahu prosesnya. 

Peserta SNMPTN 2021/dokpri
Peserta SNMPTN 2021/dokpri
Sedangkan anakku yang kedua ini, bujang dengan kondisi ada di rumah karena pembelajaran daring ternyata malah lebih tertutup. Ketika ditanyakan mau kuliah dimana dan ambil jurusan apa, hanya menyampaikan sekilas. Bahkan terkesan agak emosi ketika ditanya. 

Dia hanya menjawab nanti kan ada prosedurnya karena harus disesuaikan dengan jurusan yang diambil di aliyahnya. Sekolah nanti akan mengatur siswa yang bisa masuk didaftarkan. 

Bahkan ketika diarahkan untuk mengambil atau mendaftar di perguruan tinggi atau prodi lain, kelihatannya enggan. Tetap menunggu hasil SNMPTN dulu. Akhirnya sampai hari ini dia hanya mengikuti jalur seleksi tersebut. Tidak mencoba ndaftar di jurusan atau di tempat lain.  

Walau seperti itu kami dukung apa keinginannya. Kami tidak ingin memaksa mendaftar di jurusan lain. Didoakan semoga  bisa diterima di SNMPTN yang akan diumumkan hari ini juga. 

Aku hanya konsul-konsul dengan guru BK yang dikenal. Beliau menasehati untuk bersabar menghadapi karakter anak yang berbeda tersebut. Berbeda anak berbeda karakter, beda keinginan, beda perlakuan. Semoga kami bisa mengarahkannya untuk selalu mengambil langkah yang terbaik. 

Aku percaya anakku mampu memilih yang terbaik untuk kehidupannya. Aku percaya anakku mampu menentukan keputusan terbaik untuk masa depannya. 

Dengan karakter yang dimilikinya, dengan kemampuan yang dipunyai, dengan talenta yang dianugerahkan kepadanya insya Allah dia bisa menjadi orang yang bermanfaat, mampu membawa dirinya untuk selalu berbuat baik.

Pengalamannya sebagai ketua majelis siswa di madrasahnya. Bekal kehidupan di pondok pesantren yang dijalani dan di asrama sekolahnya semoga mampu memberikan warna dalam kehidupannya untuk bisa berbagi, bisa memimpin, mampu menjadi insan yang berkarakter. 

Semoga dan semoga segala hal yang baik-baik selalu ada dalam kehidupannya. 

Di kelilingi orang baik dan memberikan warna dalam kebaikan kehidupan. Dijauhkan dari kemungkaran dan hal-hal yang tidak bermanfaat.

  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun