Mahasiswa Diploma III Kesehatan semester 6 saat ini mengalami dilema yang luar biasa. Mereka sebagai kandidat tenaga kesehatan mau tidak mau, suka tidak suka harus menjalani pembelajaran praktik. Pembelajaran teori telah selesai di semester sebelumnya. Semester 6 sekarang ini menjadi semester akhir yang harus dijalani mereka dengan praktik di lapangan.
Di masa pandemi Covid-19 ini situasi lapangan / lahan praktik menjadi tidak kondusif untuk pembelajaran. Mereka tidak bisa berinteraksi begitu saja dengan pasien. Prosedur kesehatan yang ketat harus dijalani. Alat pelindung diri harus dipakai setiap saat. Lengah sedikit saja, resiko penularan covid-19 bisa terjadi. Selain itu juga harus mendapatkan ijin orang tua. Sebelum ke lahan praktik mereka harus menunjukkan hasil tes negatif Covid-19. Kalau mereka tidak praktik secara langsung dengan memberikan pelayanan kepada pasien, kemampuan yang dimilikinya akan sangat berkurang. Kemampuan skillnya tidak terasah dan tentu saja kompetensinya dipertanyakan. Bagaimana jadinya bidan bila tidak pernah menangani persalinan secara langsung? Bagaimana jadinya perawat bila tidak praktek pelayanan secara langsung?
Namun kalau mereka harus terus-menerus berada di lahan praktek selama berminggu-minggu juga akan sangat beresiko terpapar dengan pasien yang positif.
Dilema tersebut sebenarnya sangat dirasakan kami sebagai pengelola. Diterjunkan beresiko tidak diterjunkan juga ada resiko lain yang tidak ringan. Waktu juga terus berjalan. Kalaupun ditunda / diundur masa prakteknya mereka terancam tidak lulus tepat waktu yang berarti ujian kompetensi dan kelulusannya akan mundur. Waktu tempuh semester mereka jadi bertambah.
Dengan segala pertimbangan, mahasiswa tersebut diterjunkan juga ke lapangan. Mereka diharuskan mengikuti prosedur kesehatan secara ketat. Ketika memberikan pelayanan kepada pasien harus pakai alat pelindung diri.
Namun ternyata daya tahan tubuh mahasiswa tidak sama. Bila dalam masa praktik biasa juga kadang ada yang sakit karena harus beradaptasi dengan situasi di lahan praktik. Apalagi dalam situasi sekarang ini dimana daya tahan tubuh menjadi tantangan tersendiri dalam menghadapi pandemi. Daya tahan tubuh ini sangat penting dan harus ditingkatkan terus. Tips untuk meningkatkat daya tahan tubuh ini adalah mengkonsumsi makanan bergizi yang kaya akan anti oksidan, berolah raga secara rutin, mengelola stres dengan baik, bersitirahat yanag cukup dan mengkonsumsi suplemen penunjang daya tahan tubuh. sumber
Mahasiswa dalam kegiatan praktiknya bisa saja berinteraksi dengan pasien yang terduga Covid-19. Keadaan demikian terjadi pada mahasiswa yang sedang praktik di Puskesmas. Di suatu waktu ada pasien ibu hamil dengan gejala batuk dan panas. Dari riwayat didapatkan pernah beriteraksi dengan pasien positif Covid-19. Oleh karena itu pasien tersebut dirujuk ke rumah sakit rujukan yang melayani penanganan pasien Covid-19.
Kebetulan saat itu mahasiswa sedang berjaga di Puskesmas dan diminta untuk ikut merujuk. Mahasiswa bersedia ikut merujuk dengan menggunakan APD lengkap. Untuk memberikan pelayanan di kebidanan khususnya pada persalinan, memang petugas kesehatan / bidan yang bertugas harus menggunakan Alat Pelindung Diri level 2 yaitu masker bedah 3 lapis, hazmat, sarung tangan karet sekali pakai dan pelindung mata. sumber
Sampai di rumah sakit pasien tersebut dites apakah negatif atau positif covid-19. Ternyata hasilnya diketahui positif Covid-19. Mengetahui kalau pasien yang dirujuk positif Covid-19 akhirnya petugas yang merujuk dilakukan tes, namun hasilnya belum diketahui.
Namun karena mahasiswa yang sedang praktik dan ikut merujuk itu menunjukkan gejala batuk, panas dan merasa sesak nafas serta ada nyeri yang terasa seperti tertusuk-tusuk pada area perut, dari pihak puskesmas berinisiatif untuk merujuk ke rumah sakit. Mahasiswa tersebut sebelumnya memang terindikasi memiliki gejala gastritis.
Semoga saja sakitnya mahasiswa tersebut bukan karena covid-19. Namun apapun itu kita memang harus hati-hati dengannya. Termasuk ketika mempraktikkan mahasiswa di lahan praktik maupun pembelajaran di secara luring. Walaupun sampai sekarang pembelajaran secara luring di kampus belum dilakukan, namun persiapan-persiapan menuju ke sana selalu dilakukan. Semoga suatu waktu nanti mahasiswa bisa melaksanakan praktik laboratorium atau praktik di lahan dengan situasi yang kondusif untuk pembelajaran,
Sumber 2 : Suryandari, A. E., & Trisnawati, Y. (2020). Studi Deskriptif Perilaku Bidan dalam Penggunaan APD Saat Pertolongan Persalinan Selama Pandemi Covid-19. JURNAL BINA CIPTA HUSADA, 16(2), 119-128.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H