Wuih, kompasiana bikin tema yang agak-agak gimana gitu untuk menuliskannya. Urusan ranjang itu salah satu urusan yang dianggap tabu untuk dibicarakan, tidak boleh untuk saling menceritakan. Â Label Harmonis Di Ranjang sepertinya manis untuk disematkan, namun ketika akan menuliskannya bingung juga. Kira-kira akan menuliskan tentang apa ya?
Dalam hubungan suami istri ada satu larangan yang harus kita patuhi yaitu dilarang menceritakan  hubungan yang dilakukan antara suami istri. Walaupun topik ini memang menarik ketika kita buat ajang obrolan, namun harus hati-hati jangan sampai terjebak dalam larangan. Rosulluloh Shollahu Alaihi Wassalam  pernah mengingatkan dalam sebuah hadis yang berbunyi "  " Sesungguhnya orang yang paling buruk kedudukannya di hari kiamat di sisi Allah adalah laki-laki yang menyetubuhi istrinya kemudian ia menceritakan rahasia istrinya."  (HR. Muslim).
Larangan tersebut adalah larangan untuk menceritakan. Misal seorang suami baru saja melakukan hubungan suami istri kemudian dia cerita ke teman-temannya, "Aku tadi barusan sangat puas, istriku luar biasa dalam memberikan servis, istriku itu merangsangku di bagian ini, ini dan ini. Wah luar biasa, Aku sampai melayang dan terbang tinggi sampai takut jatuh dan tak bisa bangun lagi".Â
Begitu vulgarnya dia menceritakan hubungannya tersebut. Mungkin kira-kira cerita seperti itu yang dilarang. Dengan bangganya dia menceritakan secara detail hubungan yang dilakukannya. Padahal hubungan suami istri adalah sesuatu yang sangat privasi, hanya diketahui oleh mereka saja.
Ngomongin soal urusan ranjang ini, bukan berarti kita tidak boleh ngomongin tips dan triknya serta aturan yang harus kita patuhi dalam hubungan. Bagaimana agar hubungan tersebut bisa memuaskan kedua belah pihak? Bagaimana agar hubungan itu bisa berjalan dengan baik, lancar dan saling memuaskan? Bagaimana agar masalah atau hambatan yang mungkin ada pada hubungan seksual suami dan istri itu bisa terpecahkan dengan baik?
Hal-hal yang seperti ditanyakan tadi bisa dibahas dan diselesaikan.Â
Agama Islam melarang suami istri melakukan hubungan seksual keadaan-keadaan tertentu seperti dilarang hubungan seksual pada saat istri sedang haid, dilarang melalui dubur atau anus, dilarang menyebarkan rahasia ranjang, dimakruhkan melakukan hubungan pada awal, pertengahan dan akhir bulan hijriyah, dilarang diam-diam datang pada istrinya, dilarang berjima pada saat ihram dan puasa, boleh telanjang namun berselimut, memulai dengan doa dan pemanasan, suami dilarang mendahului istri dalam mencapai kepuasan, dilarang berjima di tempat terbuka dan berhubungan badan saat badan masih kotor.Â
Berbeda dengan larangan tersebut, ada hal-hal yang dianjurkan dalam melakukan hubungan suami istri diantaranya  melakukan hubungan  dalam keadaan badan bersih, gunakan wewangian, berdandan yang disukai pasangan, di tempat tertutup, diawali dengan doa dan pemanasan, bersuci jika ingin mengulangi dan mandi besar sesudahnya, tidak boleh dilakukan saat istri haid dan tidak diperkenankan menolak keinginan suami, tidak ada batasan waktu, tidak lewat dubur, mendapatkan pahala dan menjaga kerahasiaan. sumber
Dengan mematuhi aturan-aturan tersebut, mengikuti yang diperintahkan dan menghindari larangan-larangannya, insya Allah hubungan rumah tangga akan berjalan lancar, damai, bahagia, mendapatkan sakinah mawaddah wa rahmah.
Lancarnya hubungan seksual suami istri akan menciptakan keharmonisan rumah tangga. Sebaliknya bila hubungan tersebut ada hambatan, bisa mengakibatkan rusaknya rumah tangga. Untuk itu suami istri harus mengupayakan langgengnya hubungan tersebut. Jika ada masalah yang berhubungan dengan hal tersebut dapat dibicarakan secara terbuka dan konsultasikan dengan ahlinya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H