Mohon tunggu...
Puji Hastuti
Puji Hastuti Mohon Tunggu... Dosen - DOSEN POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

Dosen Poltekkes Kemenkes Semarang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jangan Kebablasan di Masa New Normal

7 Juni 2020   21:55 Diperbarui: 8 Juni 2020   02:16 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kuliner di masa new normal/dokpri

Hari Minggu yang kesekian kali tanpa rencana aktivitas di luar. Biasanya kami mengisinya dengan berenang  untuk terapi bapaknya anak-anak yang mengalami gejala penjepitan saraf tulang belakang. Kegiatan renang itu juga  sekaligus mengisi waktu liburan. Namun di masa pandemic Covid-19 ini sudah lewat puluhan hari Minggu tanpa ada aktivitas di luar rumah. Kalau tidak salah hanya satu kali bepergian dan di mobil saja sekedar melihat-lihat sekeliling kota. 

Seiring dengan perkembangan masa menuju new normal, kata suamiku yang memang hampir  tiap hari ngantor, jalanan mulai ramai dan bahkan beberapa taman wisata yang terlewati sudah dibuka dan banyak pengunjungnya.

Mendengar cerita itu, kami jadi tertarik untuk keluar sekedar keliling kota dan kalau memungkinkan ada beberapa keperluan yang hendak dibeli. Akhirnya kamipun pergi sekeluarga dengan naik mobil. 

Anak-anak sudah heboh dengan persiapan untuk pergi keluar rumah itu. Ada yang menanyakan maskernya dimana dan juga minta hand sanitizer untuk dibawa. Akupun mengambilkan mereka masker satu-satu, namun untuk pencuci tangannya bapak sudah menyediakan di mobil, bagian depan kanan kiri satu, begitu juga di bagian tengah.

Perlengkapan bepergian sudah lengkap, pas mau berangkat baru dibahas mau lewat jalur mana dan arah tujuannya kemana. Karena kami belum tahu kira-kira toko mana yang buka sesuai dengan kebutuhan yang dicari maka akhirnya kami putuskan lewat jalur-jalur yang sudah ditentukan pemerintah kabupaten. Kalau sekiranya ada yang buka di jalur tersebut maka akan berhenti di sana jika situasinya memungkinkan. Tidak terlalu banyak pengunjung dan menerapkan aturan di masa social distancing.

Benar saja ternyata jalan sudah ramai, tempat wisata serta rumah makan sudah mulai buka dan banyak motor, mobil terparkir di sana. Itu artinya banyak warga yang sudah keluar rumah dan berwisata. Begitu juga toko-toko bunga sepanjang jalan Baturraden, kelihatannya mulai hidup kembali, terbukti banyak mobil di pinggir jalan dan terlihat aktivitas jual beli.

Alhamdulillah, Aku bersyukur dalam hati keadaan sudah mulai normal lagi. Kulihat juga hampir seluruh pengendara motor pakai masker. Namun beberapa orang ada juga yang tidak menggunakannya, seperti tukang parkir yang kutemui di pinggir jalan, pengendara sepeda, pengunjung toko .

Sedangkan beberapa toko dan rumah makan yang kami kunjungi kelihatannya semua menerapkan protokol  kesehatan. Ada yang memasang papan pengumuman di depan bahwa semua pengunjung wajib cuci tangan sebelum masuk toko dan diukur suhunya.

Ada yang memasang tanda antrian masuk kasir untuk jaga jarak. Ada yang menyediakan hand sanitizer di meja yang disediakan untuk pengunjung. Bahkan ada juga yang menuliskan cuci tangan dan masker gratis bagi pengunjung. Mungkin untuk promosi juga kali ya.

Dibukanya tempat wisata, rumah makan, kafe, toko dan sejenisnya juga seiring dengan sudah dimulainya masa new normal. Sudah tidak aneh lagi ketika di keramaian umum kita temui orang-orang menggunakan masker. Namun ternyata ada juga yang tidak pakai. Aku tidak berharap mereka yang tidak pakai ini karena menyepelekan. Aku juga tidak berharap mereka yang tidak pakai masker  ini menganggap situasi sudah normal kembali.

New Normal yang mulai berlaku ini sesungguhnya adalah masa percobaan bagi kita. Kalau kita semua sudah siap dengan situasi ini dengan kepatuhan penuh terhadap protokol yang ada, diharapkan kehidupan mulai berjalan normal dan  kasus baru Covid-19 tidak semakin bertambah.

Namun jika kita mengabaikan protokol kesehatan dan kasus semakin meningkat bisa jadi kebijakan new normal ini bisa dicanut kembali dan kita harus dirumahkan lagi. Tentu saja kondisi ini akan merugikan kita semua.

Sebagaimana cerita penjual roti bakar yang kebetulan kami beli, dia baru saja jualan 1 minggu ini. Sudah 2 bulan terpaksa tidak jualan karena area tempat dia jualan masuk zona merah sehingga dilarang untuk jualan  dan selalu diawasi. Sekarang dia jualan dengan selalu menggunakan masker dan menyediakan juga hand sanitizer. Dia berharap situasi mulai normal sehingga bisa kembali mencari penghasilan.

Ramainya situasi yang kutemui semoga bukan euphoria yang berlebihan  atas kondisi yang terjadi sekarang ini. Aku tidak berharap masyarakat kebablasan dalam menikmati suasana ini. Harus tetap diingat bahwa kita keluar hanya sekedar untuk keperluan yang penting, bukan sengaja berkumpul atau mengadakan perkumpulan. 

Harap tetap diindahkan aturan jaga jarak dan menggunakan masker serta cuci tangan. Jangan sampai situasi new normal yang baru saja akan dilaksanakan harus ditutup kembali karena tidak mematuhi protokol kesehatan sehingga kasus kembali meningkat. Jangan sampai terjadi transmisi lokal, kluster baru dengan dibukanya tempat wisata, rumah makan, restoran, kafe, toko, supermarket, pasar dan lain-lain.

Alangkah senangnya bisa kembali ke kehidupan normal. Kehidupan normal yang baru dengan berbagai protokol yang harus dipenuhi. 

Protokol kesehatan di pelayanan kesehatan, protokol kesehatan di tempat kerja, protokol kesehatan di tempat wisata, protokol kesehatan di kantor-kantor, protokol kesehatan di kendaraan umum, protokol kesehatan di pasar, toko, supermarket dan tempat belanja lainnya serta jangan lupa protokol kesehatan ketika masuk dan keluar rumah.

Protokol kesehatan tersebut dibuat bukan hanya sekedar aturan, namun prosedur yang harus ditaati. Semoga ketaatan kita tidak sia-sia. Ketaatan kita bisa membantu menekan, mengurangi, menurunkankan angka kejadian dan kasus Covid-19 akan semakin menghilang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun