Mohon tunggu...
Puji Hastuti
Puji Hastuti Mohon Tunggu... Dosen - DOSEN POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

Dosen Poltekkes Kemenkes Semarang

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Kutahu Anakku Coba-coba Merokok Justru pada "World No Tobacco Day"

31 Mei 2020   15:30 Diperbarui: 1 Juni 2020   04:16 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi tadi ketika membuka kamar anakku yang kedua, laki-laki  dan baru saja ultah ke-17 kemarin tanggal 20 Mei 2020, Aku merasa seperti bau rokok. Sudah dua kali merasakan bau yang seperti itu, pertama kira-kira 3 hari yang lalu, bapaknya bilang kamarnya anakku yang laki-laki seperti bau rokok. 

Waktu itu Aku tanya dia, "Bau apa ini Mas? 

Anakku menjawab, "Bau cairan penyemprot nyamuk bu". 

Entahlah waktu itu Aku merasa tidak percaya dengan jawaban anakku. Walaupun suami tidak merokok, namun dengan bau rokok sepertinya hidungku familiar. Bau yang tercium saat itu bukanlah bau dari cairan penyemprot nyamuk saja, namun ada bau asap rokok juga. 

Aku tidak langsung mengklarifikasi maupun menghakimi pada Anak cowokku satu-satunya itu. Aku tidak bisa berbuat begitu karena memang tidak menemukan buktinya. 

Namun pagi ini ketika Aku bangunkan Dia untuk sholat, lagi-lagi tercium bau yang sama. Kucari-cari sisa-sisa puntung yang barangkali masih tertinggal atau rokok yang masih ada. 

Tidak kutemukan barang yang dicari, namun tiba-tiba Aku lihat sebuah tisu di bawah tempat tidurnya dan ada abu hitam di situ. Aku cium dan benar saja, itu adalah bau abu rokok.

Tak percaya rasanya mendapati hal tersebut. Ternyata Anakku coba-coba merokok. Aku dekati dia di tempat tidurnya dan kudekap sambil kubangunkan. Aku tanya langsung to the point, "Mas, kamu merokok ya?"

Dia hanya mendehem. Tidak menjawab secara jelas. 

"Kamu ngerokok ngikuti siapa, sejak kapan?" Tanyaku lagi

"Teman-teman di pondok, Bu, cuma kadang-kadang," jawabnya

Akhirnya Aku nasehati Dia untuk tidak merokok, karena merokok itu bisa merusak kesehatan. Walaupun bilangnya hanya kadang-kadang, namun kalau sering dilakukan  bisa mengalami ketergantungan. 

Tak percaya rasanya hari ini 31 Mei 2020 di hari tanpa tembakau sedunia, malah mendapati Anakku coba-coba merokok. Anakku yang selama ini tinggal di pondok pesantren sejak waktu duduk di madrasah tsanawiyah mungkin terkontaminasi dengan teman-teman yang mencoba-coba merokok. 

Selanjutnya Dia meneruskan ke Aliyah dan tinggal di asrama sekolah. Kalau di sini karena tata tertib dan disiplin di sekolahnya sangat tinggi, Aku yakin anakku tidak berani mencoba-coba yang seperti itu. 

Sedangkan di rumah di masa pandemic covid-19 ini di mana dia sudah di rumah saja hampir 3 bulan lamanya Aku baru mendapati bau-bau seperti itu minggu terahir ini. Mudah-mudahan ini memang temuan yang pertama dan terahir.

Siang harinya ketika sedang baca-baca di grup baru sadar kalau hari ini adalah  Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Diperingatinya hari tersebut sebagaimana alasan yang diberikan WHO adalah menyoroti kesehatan dan risiko lain terkait penggunaan tembakau,  mengadvokasi kebijakan yang yang mengurangi penggunaan tembakau, meningkatkan kesadaran tentang bagaimana perokok pasif mempengaruhi perokok, keluarga mereka dan komunitas mereka. 

World No Tobacco Day / PAPDI
World No Tobacco Day / PAPDI
Peringatan hari tembakau sedunia ini juga diupayakan sebagai momen untuk mendorong para perokok berhenti atau tidak merokok selama 24 jam. 

Di dunia ini diketahui bahwa tembakau membunuh lebih dari 8 juta manusia setiap tahunnya. Penting seklai kiranya kita memperingati hari tanpa tembakau ini. 

Tema peringatan tahun ini "Melindungi kaum muda dari manipulasi industri dan mencegah mereka dari penggunaan tembakau dan nikotin"

Generasi muda adalah calon pemimpin di masa depan. Bagaimana masa depan bangsa ini terletak pada bagaimana generasi muda kita sekarang. 

Kalau generasi muda kita adalah generasi yang militan, bersemangat tinggi, penuh gairah, tangguh dalam berjuang, maka masa depan bangsa ini akan cerah. 

Berbeda bila generasi mudanya loyo, tidak semangat, mudah putus asa maka masa depan bangsa ini akan seperti apa, bisa diramalkan dalam kesuraman. Untuk itu  menyelamatkan generasi muda dari hal-hal yang bisa membawa mereka pada perilaku negatif harus segera kita lakukan. 

Sebagai ibu yang saat ini sedang mengawal 3 orang anak remaja adalah tantangan yang tidak mudah. Namun Aku juga tidak boleh putus asa. Berusaha untuk menjadi ibu yang baik bagi mereka, memberi perhatian terhadap  apa yang sedang mereka lakukan. 

Memberikan support terhadap hal-hal baik yang mereka lakukan dan tentu saja mengingatkan ketika mereka mulai trial dan error, mencoba-coba untuk menemukan jati dirinya. 

Percobaan yang seperti inilah yang harus kita kawal. Jangan sampai mereka mencoba dan ketagihan terhadap perilaku yang negatif. Selamatkan generasi bangsa dari tembakau dan nikotin yang sering dikatakan sebagai pintu gerbang menjadi narkoba. 

Berkaitan dengan pandemic Covid -19 diketahui kerusakan paru-paru pada pasien Covid-19 yang perokok  cenderung lebih parah dari yang bukan perokok.. Merokok merugikan kesehatan, apalagi pada kasus  Covid-19 yang untuk pencegahannya memerlukan daya tahan tubuh yang kuat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun