Kenapa bisa secepat itu, alasan ibu adalah karena kebetulan saudara-saudara sedang berkumpul semua sehingga bisa ikut menyaksikan.
Akhirnya tidak berlama-lama silaturahminya, dengan hati berbunga-bunga Aku segera pulang dan menyampaikan kepada orng tuaku bahwa nanti malam mau ada acara lamaran. Kamipun segera menyiapkan segala sesuatu persiapan untuk menyambut tamu.Â
Alhamdulillah acara lamaran di hari lebaran itu bisa terlaksana dengan sukses. Kedua keluarga bersepakat untuk menikahkan kami di bulan haji yang artinya 2 bulan lagi dilaksanakan acara pernikahan.
Apakah Aku sudah mantap? Insya Allah Aku merasa siap. Dari sikap dan kepribadian yang Dia tunjukkan selama penjajakan, Aku merasa mantap menikah dengannya.Â
Begitulah, di hari raya idul fitri tersebut Akhirnya aku memantapkan diri  menerima lamarannya. Bagiku itu adalah hari raya yang paling berkesan, karena tidak hanya sekedar tradisi biasa yang dijalani namun sekaligus Aku dapat pinangan dari pujaan hati.
Dua bulan kemudian di bulan haji kami melangsungkan pernikahan. Acara pernikahan yang sederhana, namun akan tetap kukenang selamanya. Bagaimana Dia mengucapkan qobulnya dengan lantang dan mantap dalam satu kali tarikan nafas setelah bapak sebagai waliku mengucapkan ijabnya.
Alhamdulillah hingga kini dan seterusnya nanti insya Allah akan tetap bersamanya. Imamku yang kucintai, pendamping hidup dan belahan jiwa, dunia maupun akhirat.
Setiap kali hari raya idul fitri, kami akan terkenang momen tersebut. Alhamdulillah sekarang kami bisa berhari raya tidak hanya berdua namun berlima. Dengan tiga orang kehadiran anak di keluarga kecil kami. Begitu ceritaku tentang lebaran yang paling berkesan walaupun sebenarnya tiap hari raya idulÂ
fitri pasti selalu ada kisah dan kesan tersendiri.
Pada hari raya idul fitri kali ini perkenankan atas nama pribadi dan keluarga mengucapkan selamat hari raya idul fitri, mohon maaf lahir batin. Semoga Allah menerima amal kita semua.