Tidak lama kemudian ada jawaban masuk ke WA nya " maaf Tuti, aku tak bisa jemput, ini ada kegiatan yang tak bisa ditinggalkan".Â
Melihat jawaban WA demikian, hati Tuti yang tadinya berbunga-bunga langsung menciut dan rasa sedih memenuhi hati yang selama ini merasa sepi tersebut.
Sekian hari Tuti berharap bisa bertemu dengan kekasih yang sudah ditinggalkan selama setahun setengah itu ternyata untuk menjemputnya hari ini saja tidak berkenan. " Ada apa dengan Mas Rizal?", desah Tuti.
Hari ini terahir berpuasa di bulan Ramadan dan Tuti dinyatakan negatif Covid-19 adalah sebuah kebahagiaan baginya yang terkira. Namun ternyata kebahagiaan itu harus bertolak belakang dengan keinginannya bertemu kekasihnya.Â
Dengan perasaan tidak karuan Tuti memegang surat pernyataan negatif Covid-19 tersebut. Akhirnya Tuti memutuskan untuk  pulang sendiri ke rumahnya.Â
Selesai beberes barang yang dimilikinya, Tuti berniat mencari kendaraan untuk pulang. Ketika Tuti bersiap untuk memesan ojek  online tiba-tiba relawan satpol PP yang bernama Heru menghampirinya.Â
"Mba Tuti mau pulang naik apa?" Ada keluarga yang menjemput?" Tanya Heru.
"Mungkin mau naik ojek online saja Pak. Kebetulan keluarga tidak bisa menjemput." Jawab Tuti.
"Bagaimana kalau ikut dengan Saya saja? Kebetulan Saya pulangnya lewat daerah Mba Tuti tinggal. Ga papa kan pakai mobil satpol PP?" Tanya heru.
"Alhamdulillah, boleh Pak, terima kasih sekali kalau seperti itu." Jawab Tuti.
Begitulah sore itu Tuti meninggalkan tempat karantina itu. Empat belas hari sudah sia tinggal di sana dalam kekhawatiran dan kesepian. Walaupun ada beberapa peserta karantina lain dan petugas relawan yang berjaga namun mereka nyaris tidak saling berinteraksi. Hanya dengan perawat yang memeriksanya kadang Tuti masih bisa berbicara.