Hilal telah tampak. Tuti merasakan kebahagiaan yang luar biasa. Dari masjid yang di luar sana, telah terdengar sayur-sayup takbir berkumandang. Hari ini Tuti telah dinyatakan negatif Covid-19. Tuti mengingat kembali hari demi hati yang telah terlewati di sini.
Puncak gunung Slamet tak tampak lagi. Siluet langit senja tak  mampu menyinari puncaknya yang menjulang tinggi. Temaram suasana malam mulai terasa. Suara tenggeret mulai bersahut-sahutan. Membuat suasana semakin mencekam saja terasakan.
Sore ini adalah memasuki minggu ke dua bagi Tuti merasakan sepinya suasana isolasi. Kepulangannya dari luar negeri untuk berkumpul berlebaran bersama keluarga harus terjegal aturan karantina bagi siapa saja yang positif dalam pemeriksaan Covid-19.
Walaupun Tuti tidak merasakan gejala apapun,  namun hasil rapid tesnya ternyata reaktif. Tidak ada kebijakan lain yang bisa dilakukan kecuali  ikut di karantina di wisma Satria sesuai kebijakan Pemdanya.b
Lebaran kali ini memang Tuti sudah berencana mengambil cuti untuk pulang ke Indonesia setelah ujian semester selesai. Tuti yang sedang mengambil program beasiswa S3 di negeri tirai bambu tidak menyangka kepulangannya akan jadi bencana bagi keluarga.
Bersama dengan pandemic Covid-19 yang terjadi di seluruh dunia, Tuti yang mendapatkan izin untuk pulang libur semester ternyata tertular virus ganas tersebut. Entah darimana dia tertular, namun ketika turun dari pesawat di bandara Jogjakarta ternyata hasil tesnya dinyatakan positif.
Ibunya yang sudah renta tinggal sendiri di rumahnya. Kakak perempuannya yang sudah brrkeluarga tinggal tak jauh dari rumah ibunya. Anak kakaknya ada 5 orang dan masih kecil-kecil. Di samping mengutus ana dan suaminya, kakaknya juga mengurusi keperluan ibunya. Sungguh repot selama ini.Â
Tidak mungkin Tuti isolasi di rumahnya. Takut ibunya tertular. Tidak ada yang mengurus keperluannya. Untuk itu akhirnya Tuti memutuskan ikut isolasi di tempat yang telah disediakan pemerintah.Â
Kepulangannya kali ini sungguh terasa menyesakkan dada. Kerinduan pada ibu dan saudara-saudaranya belum tersampaikan namun Tuti harus meninggalkan mereka dan tinggal di tempat karantina.Â
Termasuk teman spesialnya Rizal yang menjadi tujuan kepulangannya juga belum bisa ditemui hingga kini. "Ah, Covid-19 telah mengacaukan rencananya", desah Tuti yang sore itu hanya duduk merenung di depan kamarnya.