Mohon tunggu...
Puji Hastuti
Puji Hastuti Mohon Tunggu... Dosen - DOSEN POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

Dosen Poltekkes Kemenkes Semarang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kartini, Aku Ikuti Jejakmu untuk Menulis

21 April 2020   07:20 Diperbarui: 21 April 2020   07:32 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukan tidak boleh kita melakukan hal tersebut, namun etika  menulispun harus kita perhatikan.Bahasa yang kita pilih, diksi kata yang kita pakai, konten yang menyejukkan, hendaknya itu yang kita utamakan.

Tulisanmu menggambarkan dirimu. Dari tulisan-tulisan yang kita sebarkan, sedikit banyak menggambarkan watak dan kepribadian kita. 

Orang yang terbiasa menulis dengan bahasa renyah, sepertinya dia orang yang ramah. Orang yang biasa menulis dengan bahasa serius, mungkin dia orang  yang memang sangat fokus. Orang yang menulis dengan bahasa santai, enak dibaca, seakan-akan kita sedang diajaknya bicara, mungkin dia orang yang senang diskusi,. 

Begitu juga ketika kita membaca tulisan yang membakar emosi, mungkin penulisnya orang yang  sedang marah, mudah dipengaruhi dan mempengaruhi orang lain. 

Kartini masa kini, adalah Kartini yang mampu menuliskan hal-hal yang bisa membawa kesejukan, ketenangan, kenyamanan dan ketentraman di masyarakat. Apalagi sekarang kita berada pada situasi pandemi Covid-19. 

Marilah kita buat tulisan yang tidak membuat keresahan. Kita susun kalimat yang menyenangkan banyak pihak. Kita dukung kegiatan yang berpotensi menurunkan pencegahan dan penyebaran pandemi ini. 

Kita support melalui tulisan kita hal-hal baik yang sedang berjalan. Ibaratnya anak kecil ketika disanggah, dia tidak akan mau lagi melakukan, ketika dikritik dia akan berhenti. Namun ketika dia dipuji-puji, kita berikan apresiasi positif maka dia akan senang melakukannya, dia akan lebih giat melaksanakannya.

Kritik dan saran boleh kita berikan lewat tulisan yang memang menyenangkan dan membuat orang untuk lebih memperbaiki diri. Jangan kita buat tulisan-tulisan  yang  menghakimi seseorang, kelompok masyarakat tertentu yang akhirnya malah membuat kita bermasalah dengan hal tersebut. 

Seringkali Aku lihat di sebuah postingan ada screenshot tentang postingan seseorang yang isinya ketidakpuasan dirinya, kritiknya terhadap sesuatu hal, akhirnya menjadi viral dan ujung-ujungnya tuntutan permintaan maaf dari yang bersangkutan.

Bukankah itu adalah sebuah perbuatan yang sia-sia?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun