Mohon tunggu...
Puji Hastuti
Puji Hastuti Mohon Tunggu... Dosen - DOSEN POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

Dosen Poltekkes Kemenkes Semarang

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Kala Tulisanku Tak Banyak Pengunjung

16 April 2020   22:05 Diperbarui: 16 April 2020   22:01 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menulis itu kesenangan. Menulis itu hobi yang tak bisa ditahan. Menulis itu membuat rasa kesal tertuang, rasa gembira terekam, rasa sedih tertorehkan, rasa kecewa terlukiskan, emosi marah tergambar, rasa pilu tergambarkan. Segala rasa ada di sana, bahkan cinta dan rindu menjadi kalimat yang menggebu.

Walaupun kurva gambar mata mengintip tak beranjak naik, walau kolom komentar tak ada yang mengisi, walau vote tak ada yang mengklik, ketika hasrat menulis datang aku akan mengetiknya di sana, di akun kompasiana.

Kala aku tak punya ide, kan kucari-cari di kepala, kala ide tak muncul jua ku raba-raba hati nurani, kala ide tak datang, aku kan tetap berjuang. Perjuangan untuk sekedar menyalurkan kesenangan.

Candu ini tak mudah dihentikan. Kesenangan ini minta pelampiasan. Biarlah kali ini saja aku turutkan. Begitu selalu, selalu jadi tuntutan. Walau dalam kesempitan, aku akan menyempatkan. HIngga coretanku terterbitkan. Maka di hati akan ada kepuasan.

Aku kan berkali-kali mengkliknya, adakah pengunjung yang datang, adakah vote yang telah disematkan, adakah komentar yang mampir disampaikan. Tidak ada, tidak ada apapun di sana. Bahkan coretanku pun tak jadi pilihan.

Apakah kekecewaan lantas datang? Kalau boleh jujur rasa kecewa itu ada. Kalau boleh bilang ada rasa tak senang. Jadi Aku menulis itu untuk apa?

Awalnya Aku bilang untuk sekedar kesenangan, namun ketika tak ada yang baca aku malah kecewa. Mungkinkah aku menulis agar dibaca orang lain? Apakah aku nulis agar diapresiasi? Apakah aku nulis untuk mendapatkan penghargaan dari pembaca?

Kalau memang itu, berarti Aku salah selama ini. Penghargaan tak akan datang begitu saja. Apresiasi tak akan muncul tiba-tiba.

Segala sesuatu datangnya dari diri pribadi. Aku introspeksi diri, kalau selama ini tak banyak mengapresiasi. Ketika baca tulisan orang lain tak pernah tinggalkan jejak, walau sekedar vote, apalagi komen. Konten semenarik apapun lewat hanya sekedar dibaca. Padahal dalam hati bicara, tulisan ini sungguh menginspirasi, tulisannya biasa tapi sangat mengena di hati. Tulisan ini sangat bagus, isinya lengkap, penuh dengan hikmah berharga.

Kenapa tidak aku mengklik vote inspiratif? Kenapa tidak aku tinggalkan komen di sana kalau sebenarnya tertarik dengan tulisannya. Bukankah itu adalah sebentuk penghargaan kepada penulisnya? Bukankah itu penting kita berikan agar penulisnya tahu kita mengapresiasinya.

Kesadaran ini muncul ketika aku telah berjalan sejauh ini. Adakah kata terlambat di sana? Aku kira tidak karena bergabung dengan kompasiana adalah bisa bertambah baik di setiap waktunya. Hanya ke depannya Aku berharap diriku dapat lebih menghargai orang lain. Lebih mengapresiasi yang teman-teman penulis tuangkan. Kalau itu adalah sebuah hikmah yang baik kenapa tidak kita bagikan. Kalau itu adalah sebuah kebaikan kenapa tidak kita beri penghargaan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun