Di sinilah diperlukan kejujuran dari kita semua. Kita perlu jujur, apakah kita termasuk orang dalam pengawasan karena berinteraksi dengan penderita corona? Kita perlu jujur ketika mungkin statusnya adalah orang tanpa gejala padahal sudah positif corona.Â
Kenapa kita perlu jujur ? Seberapa pentingnya kejujuran tersebut?
Dari berita-berita yang saya baca, beberapa kasus penularan yang terjadi pada petugas kesehatan adalah akibat ketidakjujuran pasien ketika ditanya apakah mereka berinteraksi dengan penderita? Apakah mereka baru bepergian dari wilayah dengan zona merah corona?
Ternyata mereka tidak mengaku kalau sebelumnya pernah berinteraksi dengan orang yang dari daerah zona merah. Mereka tidak mengaku kalau pernah bepergian ke wilayah zona merah tersebut.
Bahkan ada  rekan yang pernah cerita menerima rujukan pasien dengan diagnosa diare, dikiranya dirujuk karena diarenya ternyata setelah dianamnesa lebih lanjut pasien tersebut memiliki gejala corona.Â
Ketidakjujuran tersebut menjadikan pasien yang mungkin sudah mengarah ke corona diperlakukan sebagai pasien biasa hingga akhirnya kemudian diketahui bahwa pasien tersebut positif corona. Tentu saja petugas kesehatan yang pada awalnya menerima sebagai pasien biasa dan tidak memperlakukan prosedur pasien corona menjadi kalang kabut. Mereka akhirnya mengisolasi diri karena berinteraksi dengannya.
Kejujuran itu dari dulu memang penting. Kejujuran menjadi nilai dasar kepribadian seseorang. Tidak benar kalau ada yang  mengatakan "jujur iku kojur / jujur itu cilaka" . Salah besar, yang benar adalah jujur itu membawa keselamatan. Keselamatan pada diri dan orang lain.Â
Jujur itu mengatakan apa adanya. Jujur itu tidak ada yang ditutupi. Jujur itu keterbukaan. Jujur itu membawa keselamatan.
Jangan malu bersikap jujur. Nilai kejujuran tidak akan usang dimakan jaman. Nilai kejujuran itu abadi. Dari dulu sampai sekarang, begitu juga di masa depan.
Di masa pandemi corona ini, nilai kejujuran juga diperlukan. Jujur mengatakan yang sebenarnya tentang kondisi dirinya membawa keselamatan pada diri dan orang lain. Jujur pada petugas kesehatan tentang keadaan dirinya menjadikan dirinya bisa ditangani dengan baik jika memang terkena corona dan tidak menularkan pada orang lain karena dirinya jujur dan mau mengisolasi diri.
Karena ketidakjujuran tersebut, akhirnya sekarang petugas kesehatanpun membatasi diri dalam berinteraksi dengan pasien. Kalau pada awalnya ada himbauan siapa saja yang baru pulang dari bepergian untuk periksa ke layanan kesehatan, sekarang dimohon melaporkan diri, itupun lewat media sosial agar mereka dapat didata sebagai orang dalam pengawasan.