Tetap bekerja di kantor dengan suasana yang sepi karena teman-teman sudah melaksanakan "Work From Home" merupakan kondisi yang harus dijalani sekarang ini. Â Kantor tempat Saya bekerja memiliki kebijakan untuk ketua prodi dan sekretaris prodi tiap hari berkantor dengan 1-2 pegawai untuk tetap memastikan pelayanan diberikan.Â
Untuk dosen-dosen dengan tugas pelayanan tridarma perguruan tinggi bisa melaksanakan WFH dengan memanfaatkan pembelajaran daring. Mahasiswa dikondisikan untuk bisa mengakses pembelajaran dari rumah. Alhamdulillah walaupun awalnya mengalami sedikit hambatan pada sistemnya, namun akhirnya bisa dilaksanakan dengan baik. Semoga ke depannya juga tetap bisa berjalan dengan lancar dan baik dosen maupun mahasiswa dapat mengambil hikmahnya.
Pemantauan kebijakan WFH ini dapat dilihat dari target awal yang pegawai tuliskan. Selama 2 minggu ke depan kira-kira akan melaksanakan kegiatan apa saja yang bisa dilakukan dari rumah. Dari laporan yang diberikan / logbook yang dituliskan kami bisa memantau tugas-tugas yang telah diselesaikannnya. Target kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya, sekarang ini dikerjakan dari rumah.
Di tengah-tengah keterbatasan, keprihatinan dan perasaan mencekam karena pandemi COVID-19 ini, urusan pembelajaran harus tetap berjalan. Pelayanan tridarma perguruan tinggi tetap terlaksana, mahasiswa tetap mendapatkan haknya. Dosen masih bisa menjalankan kewajibannya, masih bisa memenuhi target tugasnya.Â
Suasana mungkin boleh mencekam, jalan-jalan menjadi sepi, toko dan restoran tutup, orang tidak saling berkunjung dan bersalaman, dimana-mana terlihat memakai masker, namun hati harus tetap tenang. Kita mensyukuri atas segala apa yang terjadi. Insya Allah semua baik-baik saja, apapun kondisinya.Â
Jalankan segala aktivitas dengan ketenangan. Jangan panik dan gegabah. Kita juga harus bisa menjaga diri untuk menciptakan ketenangan pada lingkungan sekitar. Di kala kita stres, panik kemampuan berpikir kita akan menurun. Kita tidak bisa berkreatifitas. Kemampuan untuk berinovatif akan menurun.Â
HImbauan yang diberikan untuk kita membatasi diri keluar ke arena publik juga harus kita laksanakan. Kita jaga diri sekaligus juga jaga teman dan ;ingkungan.Â
Berbeda kondisinya dengan madrasah tempat suami berkantor. Walaupun murid-murid sudah tidak berangkat sekolah, namun guru-guru harus tetap masuk. Mereka memberikan intruksi penugasan kepada anak-anak muridnya lewat WA. Kondisi demikian malah membuat guru-guru merasa stres sendiri. Di tengah-tengah kondisi yang mengharuskan tidak boleh keluar rumah, namun mereka tetap harus berkantor.Â
Alhamdulillah kondisi tersebut tidak berlangsung lama. Sore hari Rabu, 18/03/2020 sekitar ba'da magrib, suami mendapatkan edaran untuk para guru juga bisa bekerja dari rumah, walaupun sebagai kepala madrasah suami harus tetap berkantor juga setiap hari.
Anakku yang masih duduk di madrasah ibtidaiyah juga harus belajar dari rumah. Tugas-tugas diberikan oleh bu guru lewat WA. Dia disuruh setor tugas juga lewat WA. Seperti tugas menyanyi, direkam WA kemudian dikirim lewat grup. Untuk pembelajaran lainnya, melalui buku tugas di LKS, dia mengerjakan di rumah, mungkin nantinya akan dikoreksi bersama setelah masuk.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H