Mohon tunggu...
Puji Hastuti
Puji Hastuti Mohon Tunggu... Dosen - DOSEN POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

Dosen Poltekkes Kemenkes Semarang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hari 1 Social Distancing

17 Maret 2020   11:40 Diperbarui: 17 Maret 2020   11:46 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Rasa bersalahku bukan karena apa-apa, namun lebih pada rasa bersalah karena tidak mematuhi himbauan untuk tidak pergi ke arena publik seperti toko, pasar, supermarket dan sebagainya. 

Di hari pertama pembatasan untuk sosial distancing ini ternyata aku sudah melanggar.  Walau hanya untuk 1-2 jam, namun apa jadinya kalau kepergianku ini membawa akibat yang tidak baik.

Ternyata benar saja, toko yang kami datangi ini ramai luar biasa. Di sana masih banyak pengunjung yang membeli keperluan persiapan Ramadhan ini. Sebagian besar adalah pedagang-pedagang yang membeli secara grosiran untuk dijual kembali. Dari baju-baju muslim, mukena, sarung, sajadah, sandal sepatu untuk persiapan di jual kembali di toko-toko mereka. 

Ga terbayang andai ada yang membawa / carrier terhadap virus covid-19 ini mengunjungi toko tersebut dan menempellah virusnya  pada barang dagangan yang kemudian disentuh juga oleh orang lain, bisa saja orang-orang yang ada di sekitarnya ikut membawa juga. 

Rasa bersalahku semakin menjadi hingga akhirnya kami yang biasa belanja dengan memilah dan memilih dulu, survey ini dan itu, tanya ke sana kemari, hari itu langsung saja kami putuskan untuk segera mengahiri acara mencari keperluan tersebut sesingkat mungkin. Kami tidak ingin kontak dengan terlalu banyak orang. Rasanya berada di kerumunan banyak orang seperti itu sangat tidak nyaman. 

Aku tidak tahu apakah orang-orang yang dengan bebasnya kelur masuk toko itu, tahu apa tidak tentang sosial distancing yang sedang diberlakukan saat ini.

Apakah mereka sudah mendengar apa belum tentang ketentuan harus berada di rumah dan membatasi diri untuk tidak berada di keramaian umum. Biasa jadi mereka belum tahu, atau sudah tahu namun ada keperluan yang mendesak karena memang harus mencari barang dagangan misalnya.

Namun apapun itu alasannya, jika ingin berhasil untuk membatasi penyebaran covid-19 ini adalah semua pihak harus mau untuk membatasi. Misal tempat wisata ditutup untuk sementara, kafe-kafe dan restoran tidak buka, pelayanan umum dibatasi, toko dan supermarket tidak dibuka secara bebas, termasuk pergerakan masyarakat juga membatasi diri untuk tidak pergi-pergi ke tempat-tempat tersebut untuk sementara waktu.

Bahkan dari edaran WA yang Aku terima, tadinya anakku diminta untuk rekam KTP karena menjelang usia 17 tahun harus rekam. Namun perekaman itu dibatalkan karena untuk 2-3 minggu ke depan, petugas perekaman KTP tidak melayani, karena membatasi kontak dengan masyarakat. Hal semacam ini juga bisa dimaklumi bersama

Upaya-upaya pencegahan ini, tidak hanya sekedar social distancing saja yang harus dilakukan. Upaya lain seperti menjaga kebersihan diri dengan rajin mencuci tangan, meningkatkan kekebalan sistem imun tubuh dengan mengkonsumsi nutrisi yang bergizi, tingkatkan aktivitas fisik di tengah paparan sinar matahari pagi juga harus kita lakukan. Demi kesehatan bersama kita bergerak untuk bersama-sama mencegah dan tidak ikut menyebarkan virus Covid-19 .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun