Senin, 16 Maret 2020, keputusan untuk social distancing dimulai. Semua orang diminta untuk mengisolasi diri. Selama 14 hari  ke depan semua diminta untuk tidak bepergian, tidak kontak dengan banyak orang, tidak menghadiri acara-acara yang melibatkan orang banyak,  anak-anak sekolah diliburkan, pekerja dirumahkan jika memungkinkan kerjaannya dilakukan dari rumah, tidak boleh berlibur ke taman-taman wisata umum, tidak boleh ngemall, kongkow-kongkow, pembelajaran dilaksanakan secara online, tatap muka diminimalkan.Â
Semua diharapkan menahan diri untuk 14 hari ke depan, tidak terlalu banyak kontak dengan orang banyak guna memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19 yang sudah dinyatakan pandemi ini.
Keputusan ini tentu tidak mudah, namun demi kebaikan bersama, kesehatan seluruh masyarakat kita semua berupaya untuk mematuhi. Namun ternyata itu tidak semudah membalikkan telapak tangan.Â
Urusan pembelajaran daring misalnya. Sistem pembelajaran online memang sudah institusi sediakan dari jauh-jauh hari sebelumnya. Namun sistem tersebut belum dipakai secara keseluruhan dari awal. Sebelumnya kami baru memanfaatkan untuk sekedar upload materi-materi kuliah agar dapat diakses oleh mahasiswa dengan mudah.Â
Untuk pelaksanaan ujian, kami juga  baru saja mengadakan uji coba pelaksanaan ujian secara online dan ternyata servernya masih harus diperbaiki, sehingga tidak troubel ketika banyak yang pakai.
Ketika ada himbauan untuk pembelajaran secara online selama 14 hari ke depan, mau tidak mau kita harus melaksanakannya. Sistem pembelajaran harus diperbaiki agar bisa dimanfaatkan secara maksimal. Tuntutan tersebut mau tidak mau harus dilaksanakan sekarang juga, mendesak dan urgent.
Tidak hanya sistem yang harus diperbaiki, kreativitas dosen juga dituntut untuk mampu mengimbangi tuntutan pembelajaran online semacam ini. Belajar cepat untuk menguasai teknologi ini. Tuntutan pembelajaran online harus segera terealisasi. Tidak untuk nanti, namun harus sekarang ini. Inilah saatnya, dari sinilah kita mulai.Â
Kalau dipikir-pikir mungkin ini adalah salah satu hikmah yang bisa kita petik. Sebelumnya tidak terlalu memanfaatkan teknologi yang ada karena masih bisa bertatap muka. Namun sekarang harus memenuhi tuntutan tersebut.Â
Bisa jadi ini adalah perasaan yang Aku alami di hari 1 Social Distancing ini diberlakukan berkaitan dengan pekerjaan. Di lain pihak ada juga pengalaman yang berkaitan dengan fenomena yang berikaitan dengan hal tersebut. Â Â
Dalam suatu kesempatan yang memang karena suatu keperluan, Aku terpaksa pergi ke sebuah toko yang menjual keperluan untuk beribadah. Â Saat ini adalah bulan untuk mempersiapkan Ramadhan dan Idul fitri. 2-3 bulan yang akan datang kita akan memasuki bulan tersebut. Biasanya persiapan menjelang bulan ini akan banyak dilaksanakan oleh masyarakat dengan berbelanja kebutuhan tersebut.Â
Walau dengan perasaan bersalah karena terpaksa pergi ke keramaian / toko, akhirnya aku pergi juga. Dengan diantar oleh sopir kantor bersama dengan 1 orang teman lainnya kami pergi ke toko tersebut.Â