Mohon tunggu...
Puji Hastuti
Puji Hastuti Mohon Tunggu... Dosen - DOSEN POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

Dosen Poltekkes Kemenkes Semarang

Selanjutnya

Tutup

Beauty Pilihan

Cantik Karena Polesan?

2 Oktober 2019   05:25 Diperbarui: 2 Oktober 2019   05:37 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
usai sedikit polesan / dokpri

"Wah, cantik sekali, beda dari biasanya" begitu komentar teman-temandi  ketika Aku datang. Hari itu memang Aku sedikit berpoles menggunakan pinsil alis dan  lipstik yang berbeda dari biasanya. Kali ini  penampilanku berbeda dari biasanya. Ga tahu kenapa, pengin saja berdandan. 

Aku memang bukan tipe wanita yang suka bersolek. Apalagi nyalon, bisa dikatakan tidak pernah. Untuk sekedar potong rambut saja jarang ke salon, sehingga hampir tidak pernah tahu dalamnya isi salon itu seperti apa. Jadi wajar saja kalau penampilanku kusam tidak kinclong seperti kebanyakan wanita. 

Pakai-pakai krim  untuk perawatan muka juga jarang. Makanya aku tidak mengenal krim malam, krim siang. Kalaupun pakai kosmetik ya hanya pembersih muka, pelembab, alas bedak dan bedak. . Lainnya tidak, eyeshadow, pensil alis, pensil mata apalagi maskara dan bulu mata, tahu pakainya pun tidak. Jadul banget ya penampilanku? 

 Suatu hari, atasanku menyampaikan pesan di forum rapat umum " Sebagai seorang wanita, kita harus memperhatikan penampilan ", minimal kita tampil lebih baik, lebih cantik untuk diri dan suami. Kalau untuk bekerja ya yang penting berpoles, tidak berlebihan. Minimal bedak dan lipstik kita pakai, sehingga tidak kelihatan pucat". 

Kalau dipikir-pikir pesan tersebut tidak salah. Kita memang harus memperhatikan penampilan. Kelihatannya teman-teman juga penampilannya tidak yang menor banget, tapi tetap berkesan. Mereka hanya menambahkan alis dan lipstik yang berbeda-beda. Yang jelas kelihatannya lebih fresh. 

Berbekal pesan tersebut dan juga keinginan merubah sedikit penampilan, akhirnya aku belajar dari teman yang menjadi perias pengantin. Tidak belajar banyak sih, hanya sekedar cara merubah alis dengan pensil alis, menggunakan pelembab dan bedak dasar.  

Kalau selama ini tidak pernah pegang pensil alis ya bukan karena aku tidak bisa beli pensil alis, karena ternyata harganya juga murah. Namun lebih pada ketidakmauan diri untuk sekedar bersolek. Itu saja alasannya barangkali.  Suami juga tidak pernah komentar masalah penampilan, sehingga tidak ada motivator juga untuk berdandan. 

Pagi itu seperti biasa Aku mandi dan menyiapkan diri pergi ke kantor. Karena kemarin sudah dibekali teman, pensil untuk melukis wajah, akhirnya aku pakai. Coba-coba menggunakan pensil tersebut. Aku gambar seperti petunjuk temanku, mulai dari ujung hidung. Luruskan pensil pada cuping hidung, beri titik sebagai awal membuat alis. Buat titik lagi sampai di mana puncak alis tersebut. Buat lengkungan untuk menandai akhir dari garis alis. Tentukan titik atas dan bawah serta kanan dan kiri buat titik yang sama. Arsir mulai titik tersebut ke arah luar alis. Jadilah alis dengan goresan pensil.

Wah ternyata memang berubah penampilannya. Dengan sedikit sentuhan pada alis dan bibir, lebih fresh kelihatannya. Paling tidak menambah percaya diri karena penampilan berbeda. Dan akhirnya komentar di atas itu aku terima dari teman-teman di kantor.

usai sedikit polesan / dokpri
usai sedikit polesan / dokpri

Ngomong-ngomong tentang penampilan, memang kita harus memperhatikan. Minimal banget kerapian, lebih jauh lagi barangkali masalah padu padan, mulai dari jilbab hingga sepatu. Mulai dari tas hingga isinya. Namun kalau kita mau mengikuti itu barangkali harus menyesuaikan diri dengan penghasilan. 

Jangan sampai penghasilan yang kita terimakan, lebih banyak arusnya ke sana. Urusan kebutuhan pokok lainnya terbengkalai. Bolehlah kita menyisihkan untuk penampilan namun jangan sampai urusan lain yang lebih penting jadi kekurangan.  

Yang lebih penting juga adalah jadi diri sendiri. Jangan terpengaruh komentar teman, apalagi ajakan untuk shoping-shoping yang berlebihan. Bisa menguras kantong dan menimbulkan penyesalan.

Kecantikan dari dalam itu yang harus lebih diperhatikan. Menjaga diri untuk berpenampilan secara fisik oke, memang penting. Namun pancaran kecantikan yang sesungguhnya adalah kecantikan yang timbul dari aura kebaikan hati. 

Murah senyum akan menampilkan wajah yang menyenangkan. Tidak iri dengan orang lain akan menimbulkan wajah yang sumringah. Suka menebar sapa dan salam akan menampilkan keramahan diri.  Tampilan seperti itulah yang akan abadi kecantikannya. Polesan alis bisa jadi memunculkan kecantikan, polesan lipstik menimbulkan kecerahan, namun keramahan akan menampilkan arti kecantikan yang sesungguhnya.

Jadilah pribadi yang ramah, murah senyum, suka menebar sapa dan salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun