Mohon tunggu...
Puji Hastuti
Puji Hastuti Mohon Tunggu... Dosen - DOSEN POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

Dosen Poltekkes Kemenkes Semarang

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Aku Cinta Perawat

12 Mei 2019   16:57 Diperbarui: 12 Mei 2019   16:59 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
B Forever : Teman Akper Dr Otten 97 

International Nurses Day Theme of 2019 is: "Nursing: The Balance of Mind, Body, and Spirit"

Hari ini hari perawat internasional, harinya profesiku.

Banggakah aku jadi perawat? 

Tentu saja, menjadi perawat adalah cita-cita masa kecilku. Waktu duduk di bangku sekolah dasar dengan berbalutkan baju putih menyandang gelar dokter lain, membuat diriku mulai terobsesi untuk senantiasa berbaju putih. Keinginan itu terus menuntunku untuk selalu berada di dunia tolong menolong dengan mereka yang kesakitan. Hingga duduk di bangku Aliyah aku ambil ekstra kurikuler palang merah remaja.

Alhamdulillah lulus dari Aliyah, aku berkesempatan menimba ilmu keperawatan di Akper Depkes Dr. Otten Bandung. Sebuah pendidikan diploma III keperawatan di bawah naungan Departemen Kesehatan yang mendidik calon-calon perawat. Kalau sekarang tempatku menimba ilmu ini sudah berubah menjadi Prodi Keperawatan Bandung Poltekkkes Kemenkes Bandung.

Apakah kebanggaan menjadi perawat setara dengan penghasilan yang didapatkan? Bukankah isunya perawat digaji rendah? 

Berbicara masalah penghasilan tentu saja besar kecilnya adalah relatif. Banyak juga teman-teman  yang sukses kehidupannya karena profesi perawat. Ada yang bekerja di luar negeri seperti Qatar, Kuwait, Saudi Arabia, Belanda, Amerika, Jepang, Australia dan lain-lain. Banyak juga yang bekerja di perindustrian, pertambangan, kementerian pertahanan, dan lain-lain di mana mereka bekerja di sektor kesehatannya. Yang paling banyak tentu saja terserap di kesehatan seperti bekerja di rumah sakit, puskesmas dan fasilitas layanan kesehatan lainnya. Ada yang menjadi PNS, banyak juga yang di swasta. 

Kalau gaji PNS tentu saja standar pemerintah ditambah dengan penghasilan jasa keperawatan dari tempatnya bekerja. Bagi yang bekerja di sektor swasta juga standar gajinya sesuai dengan ketetapan dari tempatnya bekerja, misal ditetapkan oleh yayasan atau CEO nya. 

Yang sering menjadi isu perawat bergaji rendah adalah perawat yang bekerja sebagai tenaga honorer, ataupun magang. Mereka ini belum mempunyai  kesamaan standar penghasilan. Ada yang magang atau mengabdi di instansi pemerintah hanya dengan penghasilan dibawah Rp 500.000 perbulan. Begitu juga dengan teman-teman perawat yang magang / bekerja  di klinik dan semacamnya.

Tidak adanya standar penghasilan inilah yang saat ini masih menjadi keprihatinan tersendiri. Perawat masih harus berjuang keras untuk itu. Organisasi keperawatan masih punya PR untuk terus meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Perhatian pemerintah masih sangat dibutuhkan dalam menanggapi isu tersebut.

Peran perawat sangatlah penting. Dengan keberadaan perawat yang 24 jam di samping pasien (  bekerja dengan sistem shift ), mereka merupakan garda terdepan di bidang kesehatan. Perawat merupakan komponen tenaga kesehatan terbesar di pelayanan kesehatan. Sudah seyogyanya perhatian khusus diberikan kepada pejuang-pejuang kesehatan ini.

Begitupun dengan risiko pekerjaan yang tidak sedikit. Tertular penyakit, kurang istirahat  karena harus bekerja shift sore dan malam, yang bisa menyebabkan penurunan daya tahan tubuh, belum lagi beban pikiran yang sering kali dialami karena permasalahan dari pekerjaan memungkinkan terjadinya ketidakseimbangan pada dirinya. Untuk itu keseimbangan antara beban kerja dengan kesehatan fisik dan mentalnya harus senantiasa disuport, didukung dari  dirinya, keluarga, masyarakat dan pemerintah.

Bagaimana dirinya bisa bekerja secara semangat, ditambah dukungan yang baik dari keluarga dan penghasilan yang memadai tentu akan memberikan efek kerja yang baik. Perawat akan mampu memberikan pelayanan kesehatan seoptimal mungkin. Pasien terlayani dengan baik, mereka puas dengan kinerja perawat, pelayanan kesehatan akan semakin maju, masyarakat sehat, negara kuat.

Terlepas dari isu rendahnya penghasilan perawat, kebanggaanku pada profesi ini tidak akan luntur. Walau aku tidak bekerja di pelayanan kesehatan secara langsung, namun dengan bekerja di instansi pendidikan tenaga kesehatan  kontribusiku terhadap dunia kesehatan masih ada benang merahnya. Di Poltekkes Kemenkes Semarang tempat bernaungku kini sebagai dosen.

Bagaimana mendidik calon-calon tenaga kesehatan yang berkarakter, mampu bekerja secara profesional, berbudi pekerti luhur dilandasi nilai-nilai keimanan, kemanusiaan, pengabdian yang tulus, keikhlasan dalam bekerja, merupakan PR tersendiri bagiku. Tidak sekedar menyampaikan pengajaran, namun menanamkan nilai empati agar calon tenaga kesehatan tersebut dapat bekerja sepenuh hati melayani pasien. Kesembuhan pasien adalah kebahagiaan kami.

Aku cinta profesiku. Aku cinta perawat.

Selamat hari Perawat, buat PERAWAT dimanapun ANDA berada. 

Salam SEHAT, Tetap SEMANGAT.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun