Mohon tunggu...
Puji Hastuti
Puji Hastuti Mohon Tunggu... Dosen - DOSEN POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

Dosen Poltekkes Kemenkes Semarang

Selanjutnya

Tutup

Mudik Cerdik Pilihan

Waspada Tukar Uang 1.000.000 dengan 48 Lembar 20 Ribuan

8 Mei 2019   06:35 Diperbarui: 8 Mei 2019   06:49 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ramadhan datang, saatnya persiapan angpau. Menyiapkan lembaran uang 2 ribuan, 5 ribuan, 10 ribuan, 20 ribuan  sudah menjadi tradisi. Lembaran uang tersebut akan dibagi-bagikan kepada sanak saudara, anak-anak tetangga yang datang. Senang sekali rasanya anak-anak tersebut ketika bersalaman mendapatkan uang saku lebaran.

Ucapan terima kasih dari mulut-mulut kecil mereka, teriakan kesenangan mendapatkan uang saku, melihat anak-anak menghitung dan menyimpan uang hasil salaman ke saudara-saudara, rasa-rasanya merupakan momen yang tidak terlupakan di setiap hari raya, khususnya hari raya idul fitri.

Sudah jauh-jauh hari biasanya mereka sudah menghitung, kira-kira akan dapat berapa dan dari siapa saja. Mereka sudah hapal betul rumah-rumah mana yang biasanya memberi uang saku ketika didatangi.

Menyambut momen tersebut biasanya tukar-menukar uang recehan akan marak terjadi. Ketika kita menukar lembaran uang kertas yang bernilai lumayan besar misal 1 jutaan dengan lembaran yang nilainya lebih kecil, hati-hati dengan modus pengurangan nilai. 

Aku pernah mengalami hal seperti itu. Lebaran sebelumnya karena lupa tidak mempersiapkan uang lembaran receh yang lebih kecil dengan menukarkannya di lembaga keuangan resmi semacam bank, terpaksa harus menukarkan ke seseorang yang menawarkannya di pinggir jalan. 

Awalnya Aku kira   sama dengan penukaran di lembaga resmi keuangan lainnya. Ambil  1 juta rupiah dalam bentuk lembaran 20 ribuan akan dapat 50 lembar. Namun ternyata begitu mau melakukan transaksi ternyata nilai uangnya tidak sama. Ketika menukarkan sejumlah 1 juta hanya mendapat 48 lembar. 

Walaupun saat itu tidak merasa bermasalah dengan pengurangan nilai tersebut, karena terpaksa namun kalau dihitung-hitung nilainya bisa lumayan besar juga. Dari Rp 1.000.000 uang yang  kita tukarkan hanya dapat nilai Rp 960.000.  Bayangkan setiap Rp 1.000.000 mereka untung Rp 40.000.  

Namun yang perlu kita pertimbangkan kembali adalah bukan hanya sekedar keuntungan yang mereka dapatkan. Praktek semacam itu Aku kira masuk pada jenis riba,masuk dalam perbuatan dosa, karena nilai tukarnya tidak sama.

Untuk menghindari hal tersebut, tentu saja kita harus menyiapkan sejak dini masalah tukar-menukar lembaran uang persiapan angpau ini. Selain akan mendapatkan lembaran dengan keluaran baru yang masih lurus-lurus, tidak lecek dan biasanya anak-anak akan lebih suka. Kita juga akan terhindar dari praktik-praktik riba semacam ini. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Mudik Cerdik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun