Bahkan ada juga mendoan yang dibuat selebar dua telapak tangan yang dijejerkan. Kalau dimakan oleh satu orang dapat langsung terasa kenyang.Â
Jadi, apakah tebal tipisnya tempe menggambarkan kemakmuran rakyat? Kalau saya boleh bilang, ternyata tidak ada hubungannya. Tebal tipisnya tempe di daerah Purwokerto, Banyumas dan sekitarnya seperti Cilacap, Kebumen, Purbalingga, Banjarnegara tidak ada hubungannya dengan naiknya nilai tukar rupiah terhadap dolar, ataupun berhubungan dengan politik. Karena tempe setipis ATM sudah mereka kenal sejak dulu. Tempe setebal ukuran jari orang dewasa juga sudah diproduksi sejak lama.Â
Ingin makan tempe yang tipis setipis ATM digoreng dan dimakan hangat-hangat? Datang saja ke Purwokerto, Banyumas, Cilacap, Kebumen, Purbalingga, Banjarnegara sambil menikmati indahnya wisata di daerah tersebut.Â
Namun di masa sekarang ini, dimana peredaran tempe sudah mendunia, kita bisa menikmatinya di mana saja. Beli online juga bisa. Seperti seorang teman yang memproduksi tempe di sela-sela kerjanya sebagai seorang TKW di Taiwan. Dia juga memproduksi tempe setipis ATM yang dikenal dengan tempe mendoan ini dan menjualnya kepada teman-teman sesama tenaga kerja di sana. Bisa ngobati kangen juga dengan mendoan yang hangat-hangat dan maknyus tersebut.Â