Mohon tunggu...
Puji Hastuti
Puji Hastuti Mohon Tunggu... Dosen - DOSEN POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

Dosen Poltekkes Kemenkes Semarang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ganti "Sontoloyo" dengan Tidak Santun?

25 Oktober 2018   07:35 Diperbarui: 25 Oktober 2018   08:50 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Artinya apapun yang kita ucapkan itu hakekatnya merupakan doa bagi diri kita juga termasuk kata negatif yang kita ceploskan. Kalau kita berkata sontoloyo misalnya maka itu bisa berarti kita sedang mendoakan diri " Ya Tuhan, sontoloyokan diri ini, sontoloyokan negeri ini, sontoloyokan semuanya".

Dalam training tersebut, kita dianjurkan untuk selalu berkata-kata yang positif. Disiplin kata. Segala kata yang berbau negatif ganti dengan kata yang lebih positif. Otak kita merespon apa yang kita ucapkan. Maka berusahalah untuk mengucapkan kata-kata yang positif. Ganti kata negatif yang mau kita ucapkan dengan memilih kata yang lebih positif.

Seperti kata sontoloyo tersebut, jika memang kita ingin mengucapkannya maka ganti dengan kata tidak santun misalnya, maka kata santunlah yang direspon oleh otak kita. Otak tidak merespon kata tidak.  Dengan diganti kata 'tidak santun" tersebut itu berarti doa bagi diri kita " Ya Tuhan, Santunkan diriku, Santunkan negeriku, Santukan semuanya". Alangkah indahnya negeri ini jika semua orang santun.

Ketika kita mendengar, membaca berita-berita yang tidak mengenakkan, cobalah tahan diri, jangan ikut menyebarkan. Bukankah kita diperintah untuk menutup aib orang lain? Bukankah kita dilarang untuk menyebarkannya?

Tahanlah diri untuk tidak membagikannya. Kalau kita membaca berita yang negatif, langsung ditutup dan jangan dibaca secara detail. Berita negatif tersebut akan membuat diri kita tidak nyaman. Membuat hati dan perasaan kita terganggu.

Banyak-banyaklah untuk introspeksi diri. Kita koreksi diri kita adakah sifat-sifat negatif itu ada pada diri kita. Bermuhasabah, menghitung kesalahan diri. Jadikan apa yang terjadi di lingkungan kita sebagai pelajaran bagi diri untuk tidak berbuat yang demikian.

Perbaiki diri, tingkatkan diri, banyakin perbuatan baik walau sekecil mungkin. Dengan kebaikan-kebaikan yang kita lakukan mudah-mudahan akan kembali kepada diri kita, anak keturunan kita. Tidak akan menghianati perbuatan baik tersebut. Kalaupun kita tidak langsung memetiknya insya Allah suatu saat kita akan menikmati hasilnya pada waktu dan saat yang tepat.   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun