Mohon tunggu...
Puji Hastuti
Puji Hastuti Mohon Tunggu... Dosen - DOSEN POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

Dosen Poltekkes Kemenkes Semarang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Lembutkan Diri Kita

15 Oktober 2018   13:05 Diperbarui: 15 Oktober 2018   13:23 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Lembutkan dirimu, lembutkan hatimu, lembutkan ucapanmu. Allah menyukai kelembutan. Allah tidak menyukai kekerasan. Hati yang lembut adalah hati yang dapat membawa manusia pada kedamaian.

Dalam kelembutan ada ketenangan. Diri yang tenang akan membawa keberhasilan. Sedangkan ketergesa-gesaan akan membawa pada ketidakberuntungan. Ketergesaan akan membawa pada kecelakaan.

Ada peribahasa rajin pangkal pandai. Pada diri orang yang rajin, mengerjakan sesuatu dengan tekun dan penuh ketenangan tentu bisa membawa keberhasilan. Dia akan mengerjakannya dengan tenang. Walau ada hambatan atau rintangan, dia akan berusaha untuk menyelesaikannya dengan baik. Satu demi satu permasalahan akan diurainya dengan tenang.

Berbeda pada orang yang senangnya tergesa-gesa. Tergesa-gesa, kesusu, terburu-buru membuat pikiran kita tidak fokus. Hal tersebut dapat membawa diri menjadi panik. Pada kepanikan itulah kita tidak akan bisa berpikir dengan tenang.

Hal yang semula mungkin sudah akan berhasil kita selesaikan, namun akibat terburu-buru waktu mengerjakannya membuat kita berbuat salah. . Kesalahan yang kita buat tersebut membawa pada kesalahan proses berikutnya. Akhirnya ketidakberhasilan menjadi ujung dari usaha kita.

Diri yang lembut pasti akan disukai oleh banyak orang. Siapa yang suka pada kekerasan? Setiap orang pasti senang untuk diperlakukan dengan lemah lembut. Dalam kelemahlembutan ada penghargaan.

Pada kekerasan ada penganiayaan, kedzoliman dan merendahkan orang lain. Kekerasan akan membawa pada kekacauan. Kehidupan yang kacau membuat kesengsaraan. Siapa yang ingin sengsara? Tentu saja tidak ada. Tak seorangpun ingin hidupnya sengsara.

Lembutkan diri dengan melembutkan hati. Hati yang lembut akan membawa diri pada kedamaian. Kedamaian yang dirasakan akan menumbuhkan kebahagiaan.

Apalagi yang dicari dalam hidup ini, kalau tidak rasa bahagia? Jadilah pribadi yang bahagia. Dalam situasi apapun dan dimanapun. Jangan biarkan diri ini dikuasai rasa tidak tenang. Jangan biarkan diri ini gelisah. Jangan biarkan diri kita tidak bahagia.

Lembutkan dirimu dengan melembutkan ucapanmu. Ucapan yang lemah lembut akan sangat menyenangkan bagi orang lain. Suara yang keras, apalagi kasar dan tidak sopan bisa membuat orang yang mendengarnya tidak suka, tidak ingin berada di dekatnya, dan bahkan bisa menyinggung. Kalau sudah tersinggung tentu saja  akan membawa pada rasa sakit hati.

Sakit hati yang dirasakan oleh ketersinggungan, membuat  orang akan merasa tidak nyaman dengan diri kita. Bahkan mungkin bisa jadi akan membawa pada permusuhan, pertengkaran dan akhirnya tidak mau bergaul dengan kita.

Hal tersebut tentu sangat merugikan. Kita akan diajauhi. Ketika membutuhkan bantuan, orang akan segan melakukannya. Kita jadi merasa terkucil. Kita merasa sendiri.Tidak ada orang yang perhatian. Tidak ada yang mau peduli pada kita. Bahkan bisa jadi orang yang terdekat sekalipun bisa terganggu dengan kehadiran kita. Mereka cuek dengan apa yang ingin kita lakukan. Apapun tindakan kita mereka tidak peduli.

Betapa sengsaranya hidup ini kalau semacam itu. Kebahagiaan itu ada pada kebersamaan. Kita adalah mahluk sosial. Kita membutuhkan orang lain. Namun kalau diri kita dijauhi oleh orang lain, maka kita akan merasa hidup ini hambar dan tidak menyenangkan.

Bila kita ingin orang dekat dengan diri kita. Bila kita ingin mereka tidak menjauhi diri kita. Bila kita ingin orang merasa tenang, nyaman dengan keberadaan kita, maka kitalah yang seharusnya mendekat. Kitalah yang seharusnya menciptakan rasa nyaman.

Berlakulah lemah lembut kepada orang lain. Rendahkan dan lembutkan suara kita. Jangan sampai orang mengenal kehadiran kita karena suara yang menggelegar, cetar membahana, keras dan tidak nyaman di telinga. Ujung-ujungnya mereka kabur ketika kita datang. Mereka bubar ketika kita mendekat.

 Jadikan diri kita sebagai magnet kenyamanan bagi orang lain. Jadikan diri kita membuat orang merasa ingin dekat. Bukan karena badan kita yang wangi. Bukan karena keharuman tubuh yang mengundang orang untuk dekat dengan kita. Namun lebih  pada kelembutan diri kita, ucapan kita yang lemah lembut mengandung nasehat yang bermanfaat. Jadikan diri kita mengundang kenyamanan dan kedamaian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun