Mohon tunggu...
Puji Hastuti
Puji Hastuti Mohon Tunggu... Dosen - DOSEN POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

Dosen Poltekkes Kemenkes Semarang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bersiap Menerima Tamu

12 Juli 2017   16:02 Diperbarui: 12 Juli 2017   16:03 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemberangkatan haji tahun 1438 H / 2017 akan segera dimulai. Tanggal 27 Juli dijadwalkan sebagai pemberangkatan kloter pertama. Aku bersama suami yang terjadwal dalam kloter 45 embarkasi Solo terjadwal tanggal 9 Agustus 2017 masuk asrama. 

Persiapan yang berkaitan dengan pemberangkatan haji sudah dilaksanakan dari setahun sebelum pemberangkatan. Mulai dari bimbingan yang dilakukan oleh kelompok bimbingan ibadah haji, cek kesehatan, persiapan fisik dan mental baik sendiri maupun keluarga juga sudah dilaksanakan. Namun hingga hari-hari menjelang pemberangkatan ini rasanya masih banyak kekurangan di sana sini. 

Persiapan fisik misalnya, sebenarnya saran tentang apa yang harus dilaksanakan, seperti jalan kaki 5-6 kilo meter seminggu 2-3 kali sudah beberapa kali menerima. Namun dalam pelaksanaannya ada saja kesibukan, malas yang tidak karuan dan berbagai alasan lain yang membuat tidak terlaksana. Aku berharap walau tidak maksimal, semoga persiapan yang dilakukan sudah cukup memadai. Dari segi kesehatan semoga tidak ada masalah yang berarti. 

Persiapan mental juga rasa-rasanya harus betul-betul maksimal. Bagaimana menanamkan keyakinan, menguatkan tekad, meluruskan niat bahwa apa yang akan dilakukan adalah betul-betul karena Allah. Ini adalah panggilan dari Allah, bisa berangkat adalah karena undangan Allah, untuk itu memasrahkan diri sepenuhnya kepada Allah adalah hal yang betul-betul harus bisa terwujud. Jangan sampai terjadi, merasa ragu-ragu berangkat hanya karena banyak urusan, hanya karena merasa ada hal-hal yang harus diselesaikan. Tinggalkan urusan-urusan tersebut, serahkan kepada pihak-pihak yang bisa dipercaya. Tuliskan wasiat-wasiat agar bisa merasa tenang meninggalkannnya. Kembalikan semua urusan kepada Allah. Titipkan segala sesuatu kepada Allah. Biarlah Allah yang menjaga. Biarlah Allah yang akan punya kehendak untuk menyelesaikan dengan caraNya. 

Satu hal yang sering tidak ketinggalan dalam kegiatan pemberangkatan haji ini adalah banyaknya tamu yang datang. Dalam sebuah petuah yang disampaikan oleh seorang kesepuhan ( orang yang dihormati ), beliau menyampaikan agar bisa menjaga kesehatan. jangan sampai karena kelelahan menerima tamu justru malah membuat diri sang calon haji terganggu proses persiapan pemberangkatannya. Bahkan sempat diceritakan menyebabkannya tertunda keberangkatan karena harus dirawat untuk memulihkan kesehatannya.

Calon jemaah haji harus menyadari kondisi dirinya. Jangan sampai memaksakan diri untuk menerima tamu sampai larut malam misalnya. Begitu juga dengan sang tamu. Jangan sampai karena kepentingan silaturahmi, memohon untuk didoakan, membuat tuan rumah terganggu, tidak bisa istirahat dan akhirnya membuat tuan rumah kelelahan. Kedua pihak harus saling menyadari untuk kepentingan bersama. 

Fenomena pemberangkatan haji dengan sebelumnya menerima kedatangan tamu dalam jumlah yang luar biasa banyaknya memang sudah lazim di negara kita. Saudara, tetangga, kenalan yang ingin datang menyampaikan doa dan menitip doanya, merupakan berkah yang luar biasa bagi sang calon haji. Yang terpenting adalah tidak memberatkan bagi sang tamu, dengan keharusan membawa sesuatu yang memberatkan dirinya misalnya. Datang untuk menyampaikan doa adalah berkah yang luar biasa bagi sang calon haji. Tidak harus dengan membawa sesuatu yang diluar kemampuan dirinya. Begitu juga dengan yang mau melaksanakan haji. Persiapan untuk menerima tamu juga hendaknya tidak memberatkan dirinya. Jangan sampai harus diada-adakan sesuatu hal yang ternyata tidak berkemampuan. Jangan karena mengejar kemewahan dalam menerima tamu, membuat dirinya keberatan. Hormati tamu dengan sesempurna mungkin penghormatan, terutama dari ketulusan dirinya. Senyum kebahagiaan, karena kedatangan saudaranya. Hidangan yang sewajarnya sesuai dengan kemampuan dan doa yang tulus dari lubuk hati yang paling dalam.

Semoga kedatangan tamu dalam menyampaikan doa menambah kebahagiaan, semangat dan suport luar biasa, dan keikhlasan dalam beribadah akan  menambah nilai kemabruran ibadah hajinya.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun