Seperti yang telah kita ketahui bahwa rokok adalah zat aditif yang berupa nikotin. Salah satu efek dari rokok yaitu dapat menimbulkan ketergantungan bagi penggunanya, kenapa bisa ketergantungan? Yang pertama karena rokok mengandung obat, nikotin dipandang sebagai obat dan beberapa penelitian juga mengatakan bahwa nikotin hampir adiktif seperti kokain. Selain mengandung obat, rokok sering kali dianggap menenangkan. Saat si perokok terus merokok, otak si perokok akan mengalami ketenangan sesaat. Namun saat si perokok berhenti merokok, otak si perokok akan sulit tenang dan menyebabkan si perokok ingin menghisap rokok kembali. Selanjutnya, kebiasaan merokok ini sudah terekam di otak dan menjadi sebuah stimulus. Dan yang paling berpengaruh adalah karena lingkungan.
Terdapat dua sebutan bagi perokok, yaitu perokok aktif dan perokok pasif. Perokok aktif bisa dikatakan sebagai orang yang merokok dan perokok pasif adalah orang yang tidak merokok tetapi menghirup asap rokok dari orang yang merokok. Saat seseorang merokok, asap yang dilepaskan sebagian besar ke udara akan dihirup oleh perokok pasif. Walaupun seorang perokok pasif tidak secara langsung merokok, tapi ia juga ikut terkena dampaknya. Badan Kesehatan Dunia/WHO memperkirakan terjadinya kematian akibat penyakit yang disebabkan dari asap rokok sekitar 7 juta lebih setiap tahunnya. Dan sekitar 890.000 kematian tersebut terjadi pada perokok pasif di seluruh dunia.
Bagaimana tidak? Dalam asap rokok tersebut mengandung sekitar 7000 bahan kimia yang berbahaya. Jika asap rokok terus menerus dihirup, maka akan terjadi kerusakan sel dan jaringan tubuh, dan yang pasti akan menimbulkan masalah/gangguan kesehatan.
Terdapat tiga tingkatan usia/kondisi seseorang terkait efek buruk yang ditimbulkan asap rokok bagi perokok pasif, yaitu :
- Dewasa, resiko terkena penyakit kanker paru-paru meningkat sebanyak 20-30% dan beresiko pula mengalami berbagai penyakit yang serius lainnya.
- Ibu hamil, beresiko mengalami komplikasi lebih tinggi (keguguran ataupun bayi lahir prematur).
- Anak-anak dan bayi, beresiko mengalami gangguan kesehatan, seperti asma, pneumonia dan bronchitis, alergi, dsb. Anak-anak juga sangat rentan mengalami gangguan tumbuh kembang dan kesulitan dalam belajar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H